Ini cerita terjadi sekitar 5 tahun yang lalu. Cerita tentang 3 orang yang bener-bener tidak punya malu.Yang pertama, Ikhwan Saefulloh, biasa aku panggil Ipul, orangnya tinggi, cool (kayak kulkas), ganteng, smart, egois, tapi ya itu, tidak punya malu. Orang ke dua adalah Hendi Wijanarko, aku dan Ipul memanggilnya dengan panggilan sayang ”patkey”. Merdu sekali bukan? Orangnya se tinggi aku, selalu mengembangkan senyum ”termanis” di bibirnya, dan rambutnya kawan......rambutnya ikal...binar matanya lucu (seperti pelawak Kadir). Pernah lihat petinju timur tengah yang bernama Naseem Hameed??? Nah Hendi punya tipikal wajah yang mirip dengan petinju itu. Dia tidak punya malu juga!!! Dan orang ke tiga nya adalah aku. Sudah tahu kan?? Kembaranya Tom Welling (pemeran clark kent di serial Smallville). He he he. Dan tentu saja sama seperti dua temenku tadi, “nggak punya malu”
Kalau aku dan Ipul datang dari daerah yang sama, ”Banjarnegara”, sedang Patkey brasal dari kota kecil di ujung barat Jawa Timur. ”Ngawi”.Aku dan Ikhwan, di Semarang dalam rangka kuliah di jurusan yang sama,”seni rupa & desain UNNES” dan kost di tempat yang sama pula. Kost “kon” namanya. Aneh ya namanya?? Kalo hendi datang ke Semarang buat bekerja. Dia kerja di Warnet Extramedia. Warnet resmi kampus. Dia lulusan Sekolah Favorit di Malang. Karena Ipul dan aku sering ke warnet, kami pun sepakat berteman. Bersahabat lebih tepatnya.
Kedatangan patkey sedikit banyak merubah kehidupan aku dan Ipul. Dulu kita menyandang sebagai mahasiswa Unnes yang katro dan Ndeso, karena letak geografisnya yang jauh dari peradaban. Dari namanya aja UNNES. Singkatan dari Universitas Nestapa. Ha ha ha. Tapi kedatangan patkey, telah memperkenalkan kami pada hal-hal yang sebelumnya tidak pernah kita lakukan.
Nongkrong di kafe. Keren banget kedengerannya waktu itu.
Awalnya Cuma ipul dan patkey yang mulai nongkrong berdua di kafe Hitam Putih di daerah sampangan. Selanjutnya di ajaklah aku. Kafe Hitam Putih menyajikan live musik dari band-band lokal kota Semarang. Lumayan lah, vokalisnya cantik-cantik. He he he.
Lama-lama kami bertiga Bosan dengan suasana kafe Hitam Putih, karena yang dateng rata-rata cowok. Gak ada pandangan yang bening. Paling cuma vokalis band nya doang, Risma, Imel, Eta dll.
Akhirnya kita berburu tempat nongkrong lain, nyari yang lebih sik-asik.
Waktu itu di Java Supermall ada Astro Kafe. Itulah sasaran kita selanjutnya. Waktu itu kita bertiga emang termasuk dalam kategori PMKH. Persatuan Mahasiswa Kere Hore. Kita hanya ada satu motor waktu itu, jadi kita menuju ke tempat ”dugem” dengan ”ceng-lu” bonceng telu. Alias bertiga satu motor. Tapi gak peduli, yang penting gayanya bung!!!!
Sampailah kita di Astro Kafe. Cover charge masuk tempat itu Cuma 10.000 rupiah. Dapet soft drink. Murah banget kan?, dengan modal 30.000 rupiah kita bisa dugem bertiga. Astro kafe emang sangat beda dengan kafe Hitam Putih. Di sini tempatnya luas, lampunya remang-remang dan gemerlap, yang dateng anak-anak gaul, ada tempat billiard & bowling nya juga. Wah, jadi semacam remaja ibu kota yang di tipi-tipi deh kita waktu itu.
Kita bertiga yang masih malu-malu anjing, mengambil tempat duduk di belakang. Sambil memandang waiters yang kesana kemari kayak bola billiard. Juga memandang orang-orang yang baru dateng dengan dandanan yang rata-rata gaul. Cewek-cewek tampil sexy. Kita sebagai mahasiswa katro yang memang jarang menyaksikan pemandangan seperti itu, matanya tidak henti-hentinya jelalatan. Kalo di biarkan lama-lama, air liurnya bisa netes-netes dimana-mana, dan banjir lah astro kafe..ha ha ha ha....
Live music pun di mulai. Dari mulai lagu yang slow, sampe musik-musik yang rancak mulai di pertontonkan oleh band top 40...orang-orang mulai merapat ke dekat stage untuk ikut bergoyang. Kami bertiga masih saja duduk di tempat, sambil jempol kaki nya saja yang ikut bergoyang. Malam itu kita lebih berperan sbagai pengamat.
Malam selanjutnya, seperti biasa, jam 10 malam,kita bertiga, dengan berboncengan satu motor menyusuri jalan dari daerah kampus UNNES menuju Astro Kafe. Tapi malam itu kita tampil sudah agak lain dari hari-hari sebelumnya. Malam itu kita tampil se gaul mungkin. Pake kaos ter bagus yang kita miliki dan pake sepatu kets.
Setelah sampai di dalem kafe, kita sudah bisa bergaya ’anak kafe” yang gaul, seakan-akan kita sudah akrab dengan Astro kafe. Kita pun mengambil tempat duduk agak di depan. Kebetulan maem itu tidak begitu ramai seperti malam-malam sebelumnya.
Ketika waiters datang menawarkan menu yang lain selain soft drink, kita bertiga dengan spontan dan kompak menyatakan tidak!! He he he, kelihatan banget kalo kere. Dapi memang, di samping kita memang niatnya Cuma nongkrong di kafe, kita juga memang nggak bawa perbekalan (duit) lebih. Emang pas-pas an. Di samping itu kita bertiga emang type remaja yang ”No Drugs & No Alkohol, lebih baik minum es cendol!!” jadi ya soft drink aja deh....
Ketika live music udah di mulai, dan sudah menuju lagu yang agak-agak rancak dan enak buat goyang, maka tanpa malu-malu anjing lagi, kita bertiga ikut bergoyan berbaur sama yang lain. Wow...nikmat banget rasanya bisa jingkrak-jingkrak. Saat itu mulai deh apa yang aku sebut di awal cerita bahwa kita ”manusia tidak punya malu” itu berlaku. Aku, Ipul dan Patkey mulai joget dengan gaya yang aneh-aneh. Mengundang perhatian. Ada yang joget sambil jongkok-jongkok, trus lagu R & B di jogetin kayak tari jaipongan, pokoknya gaya kita aneh-aneh. Patkey tidak mau ketinggalan, dia mengeluarkan gaya Pantomim andalanya. Jadi lah waktu itu kita jadi bintang lapangan di depan panggung. Orang-orang tepuk tangan melihat kita. Sebenarnya mereka bukan kagum pada atraksi kita, tapi dari tatapan matanya jelas mengatakan kalo ” kasihan banget anak-anak itu” he he he. Tapi kita bangganya minta ampun.
Datang ke kafe, untuk dugem kemudian menjadi semacam kecanduan bagi kami. Kalo dalam seminggu nggak dugem, rasanya badan pegel-pegel,mual-mual, sariawan, bibir pecah-pecah, susah buang air besar. Bahkan keputihan...(lho!!!). akhirnya kita jadi semacam sakaw. Kalo pun saat itu lagi tidak ada duit (bayangkan betapa miskinnya kita waktu itu, untuk duit 10.000 rupiah aja nggak punya) kita rela di bela-belain minjem sana sini. Yang jadi sasaran tentu saja temen-temen yang kelihatan lagi kaya. Kita bisa melihat dari makanannya. Kalo makan di warung Cuma sama tempe dan kerupuk, brarti dia lagi kere juga. Tapi kalo di warung makan dia rela mengambil daging ayam, brarti dia lagi punya duit. He he he. Pokoknya yang penting kita bertiga bisa dugem.
Saking niatnya dugem, sampe-sampe sebelum berangkat patkey minta ”gladi bersih” dulu untuk dance-dance nya (segitunya ya??). pokoknya jangan sampe nanti kita salah gerakan. Ha ha ha ha.... jadilah kita latihan gerakan aneh-aneh. Dari rol depan, rol belakang, kayang dll. Mirip menghadapi lomba goyang dangdut untuk 17 agustusan. Tentu saja pakaian kita saat itu sudah segaul mungkin. Yang sebelumnya aku adalah manusia tanpa assesoris, malem itu aku pake kalung, dan rantai menjuntai dari dompet ke pinggang.saat itu lagi tren memang.
Berangkatlah kita. Masih seperti biasa, kita bertiga satu motor. Dasar kere!!!
Sampai di astro kafe, ternyata sepi.walau tidak sepi-sepi banget. Tapi live music tetep di mainkan. Kita pun duduk dan menikmati live musik yang masih memutar lagu-lagu slow dan mellow. Tiba-tiba muncul dari pintu masuk, tiga orang cewek gaul yang tentu saja cantik dan sexy-sexy. Kebetulan mereka mengambil tempat duduk tak jauh dari kami bertiga duduk. Kami pun jadi blingsatan. Berebut cari perhatian mereka. Ketika music sudah agak enak untuk ber ajojing, kita bertiga turun mendekati stage. Kita bergioyang dengan asyik. Tapi ternyata baru kita sadari bahwa yang joget2 di bawah panggung ternyata hanya kita bertiga dan menjadi tontonan orang-orang se kafe. Tapi karna kepalang tanggung, kita tetep aja goyang. Semua gerakan yang kita sebelumnya latihan kita keluarkan. Tentu dengan tanpa rasa malu-malu.
Mungkin bagi yang melihat kita waktu itu mengira kita bertiga adalah remaja mabuk. Krna gerakan kita jelas-jelas tidak nyambung dengan musik R & B yang di mainkan band di atas panggung. Semula kami berpikir, lama-lama akan ada orang yang mengikuti kami menuju depan panggung untuk bergoyang. Tapi sampai mendekati selesai, nggak ada yang ikut melantai. Semua Cuma menonton aksi kami bertiga. Ada yang ketawa cekikikan, ada yang geleng-geleng kepala, ada yang memalingkan muka, mungkin karna ikut malu.
Akhirnya kami memutuskan untuk pulang, sebelum acara selesai. Biar orang-orang yang dateng tidak melihat wajah kita dalam keadaan terang. Kita sudah terlanjur malu. Apa lagi sama 3 cewek sexy yang duduk dekat kita.
Sial rupanya emang sengaja dateng pada kita. Sesampainya di tempat parkir, motor butut yang membawa kita bertiga mogok. Susah di stater. Bergantian kita nyetarter, tapi nggak jalan-jalan juga. Setelah 15 menit motor itu baru bisa jalan. Maka kita pun segera pulang berboncengan tiga.
Di perempatan lampu merah kita berhenti. Dasar motor lagi nggak bersahabat, maka di situ motor mati lagi. Tiba-tiba di sebelah kami berhenti mobil sedan warna hitam. kaca depan dan belakang terbuka, dan tampaklah penumpang sedan itu. Mereka adalah 3 cewek kece yang tadi di cafe. Mereka cekakak cekikik melihat kami bertiga dengan mandi keringat sedang berusaha menyalakan motor. Dari dalem mobil sedan terdengar celetukan dari cewek-cewek sexy itu :
”kebanyakan goyang sih mas....ha ha ha”
Kompak banget mereka menertawakan kita.
Betapa malu nya kita bertiga. Mulai saat itu, kita jadi agak males-malesan dugem lagi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar