Hidup adalah sebuah pilihan. Memang begitu adanya, paling tidak menurutku. Dari kecil, kita sudah disuruh memilih. Mau jadi anak nakal ataukah jadi anak baik. Dan tanpa kita sadari, setiap hari kita selalu dihadapkan pada pilihan-pilihan itu. Dari pagi hari, kita sudah disuruh memilih, mau sholat Subuh, ataukah terus tidur. Dari situ bisa kita sederhanakan bahwa ada 2 pilihan dalam hidup kita, yaitu Baik ataukah Buruk. Hanya ada 2 persimpangan. Gak ada simpang 5 dalam hidup. Adanya di Semarang!he he he.
Kita memang harus memilih salah satu dari pilihan itu. Dengan segala resiko dan akibat yang disebabkan dari pilihan yang kita pilih. Begitu juga dalam hal cinta. (cieee....mulai deh, curhat colongan...!!) kadang kita dihadapkan dalam satu pilihan yang sulit. Sulit banget malah. Dan apabila kita memilih salah satu nya, tentu akan ada akibat dari itu semua. Sakit hati yang jelas. Hmm.... seperti pengalamanku dulu, waktu aku duduk di kelas 2 SMA. Tapi dulu namanya SMU (sekolah menengah Uatas, he he he). Dan waktu itu aku sekolah di SMU Negeri 1 Boyolali.
Cerita ini berawal dari perkenalanku dengan seorang cewek, dalam sebuah acara kepramukaan. (he he he, keliatan kan kalo aku dulu aktipis pramuka. Sifatku kan mencerminkan Dasa Dharma Pramuka bangeeeet!!) Namanya Irma. Lengkapnya Irma Khusnawati. Sesuai dengan namanya, Irma = Ireng Manis... he he he. Anaknya manis, dan tomboy. Gak tahu kenapa dari dulu aku sangat suka cewek-cewek tomboy. Dia sekolah di SMK (SMEA), dan baru kelas 1. dari perkenalan itu aku bisa ngambil kesimpulan kalo aku suka sama dia. Dan dengan sedikit GR nya, aku juga tahu kalo dia juga sama aku.
Mulailah hari-hariku dipenuhin dengan kegiatan PDKT ke Irma. Agenda harianya yaitu pulang sekolah aku selalu sempetin mampir ke rumahnya hanya untuk melihat matanya yang indah dan memberikan senyum termanisku... he he he. Sumpah waktu SMU aku manis banget!!! Ha ha ha..jangan sirik!!!
Sebulan berjalan, dan sepertinya lancar-lancar saja, maka aku pun naik ke level 2. saatnya penembakan. Aku pengen menjadikan dia sebagai Pacarku. Dengan penuh percaya diri, aku nyatakan segenap perasaanku ke Irma. Tapi apa yang terjadi saudara-saudara? Ternyata dengan berat hati, dia menolakku. (ooouuuuhhhhhhh!!!!!!)
Irma menolakku karena ternyata selama ini dia sudah mempunyai seorang kekasih. Aku pun terdiam. Di hatiku tetap yakin kalo sebenarnya Irma juga suka aku. Irma juga Sayang aku, dan Irma juga cinta aku. cieee...... Irma pun akhirnya mengakuinya. Irma mengakui kalo sebenarnya dia juga suka & sayang sama aku. Tetapi dia tidak mungkin memutus pacarnya begitu saja tanpa alasan. Hal itu yang membuat aku memberanikan diri untuk mengatakan, ”Aku tunggu sampai kamu putus”. Tapi Irma tidak berani menjanjikanya. Dia hanya minta waktu untuk menyelesaikan hubungannya dengan kekasihnya. Dan aku akan menunggu......
Detik berganti menit,menit berganti jam, jam berganti hari, hari berganti minggu, minggu berganti bulan dan seterusnya....sampai 5 bulan aku menunggu, Irma belum juga putus dengan kekasihnya. Sementara aku disini tetap saja resah dan gelisah. Mulai muncul perasaan bosan, jenuh dan lain sebagainya. Intensitas datang ke rumahnya pun sudah jauh berkurang. Aku mulai melupakannya.....
Sampai suatu hari, aku dekat dengan seorang adik kelasku. Sebut saja namanya Sri. (hmm..jawa banget!!) anaknya tak kalah manis dengan Irma. Matanya lebih indah. Walau dia tidak tomboy, tapi aku mulai menyukainya. Inilah awal kesalahanku. Aku mulai mendekatinya, dan menunjukkan ketertarikanku pada Sri. Dan Sri pun menanggapinya dengan asik. Akupun terhanyut. Dan Irma pun terlupa. Hingga hari-hariku sekarang di isi oleh kehadiran Sri.
Sebulan PDKT sama Sri, membuat aku tidak nyaman. Aku ingin segera menyatakan cinta padanya. Maka pada hari yang sudah di tentukan, di suatu siang yang lumayan terik sepulang sekolah, aku nyatakan perasaanku kepada Sri. Dan seperti kebiasaan para ABG, dia pun minta waktu sehari untuk memikirkanya. Walaupun aku juga sudah tahu sebenernya jawaban yang akan di berikan, mungkin menurut para wanita supaya tidak terkesan ”murahan”....
Kesalahanku, aku tidak memikirkan kalo ternyata Irma masih memegang janjiku padanya yang, ”Aku akan menunggu sampai dia putus”. Lamanya proses putus itu, membuat aku jenuh dan berpaling pada Sri. Dan sekarang aku baru sadar, bahwa cinta butuh kesabaran. Catat itu kawan.....
Di saat aku sedang nunggu jawaban dari Sri, siang itu juga aku dapat surat dari Irma yang di titipin melalui seorang kurir. Klasik banget memang, masih surat-suratan. Maklumlah tahun 1997 belum ada Handphone buat SMS. Surat itu aku buka di jalan waktu aku naik angkot. Lihat amplop surat nya saja aku sudah tidak karuan rasanya. Betul juga, setelah aku buka, melalui surat itu, Irma memberi tahukan padaku bahwa dia sudah putus dengan pacarnya, dan siap menjalin hubungan denganku. Aku bengong.....nggak tahu sama sekali apa yang harus aku lakukan. Semua diluar perkiraanku. Wajah manis Sri tiba-tiba berubah jadi serem dalam bayanganku. Sampai turun dari angkot aku masih bingung mikirin antara Irma dan Sri.
Di rumah, seperti tertimbun beban ribuan kilogram, aku bingung sekali. Seperti yang aku katakan di awal tulisan, inilah Pilihan dalam cinta. Dimana aku harus menentukan pilihan, dan dimana aku mau tidak mau harus menyakiti salah satu diantara gadis manis itu. Aku tidak mau melukai irma yang udah berkorban mutusin cowoknya demi aku. dan aku tidak mau nyakitin Sri yang mungkin besok dia akan menerima cintaku. Mungkin hanya aku orangnya, yang berharap ditolak cintanya. Aku berdoa semoga Sri menolak cintaku. Tapi itu tidak mungkin. Malam itu aku tak bisa memejamkan mata... sampai pagi menjelang, akhirnya aku putuskan sesuatu.
Di sekolahan, akupun males-malesan mengikuti pelajaran. Aku ingin segera pulang dan mengatakan hal yang berat ini kepada Sri. Dan akhirnya bel pulangpun berbunyi. Aku segera menemui Sri yang ternyata sedang nongkrong bareng temen-temen ceweknya. Aku segera mengajaknya untuk bicara. Tapi dia minta makan-makan dulu ama temen-temenya. Katanya merayakan hari jadian kita. Akupun tambah gusar.....dan aku bersama Sri dan temen-temennya akhirnya menuju warung Gado-gado untuk merayakan hari jadian aku dan Sri. Tapi mungkin nanti akan jadi hari Bubaran kita... (ooohhhhhhhh!!!)
Akhirnya waktu ngobrol buat kita berdua pun datang juga setelah teman-teman ceweknya pulang ke rumah masing-masing. Dengan segenap kekuatan hati, aku ungkapkan apa adanya ke Sri, kalo sebenarnya waktu aku nembak dia, aku sedang nunggu jawaban cinta dari seseorang. Dan ternyata di terimanya. Surat dari Irma aku tunjukin ke dia. Aku bingung mau berbuat apa lagi. Kemudian dengan perlahan aku bilang kepada Sri::
”Maaf Sri, Aku tetap memilih dia.........”
Sri memandangku tidak percaya dengan air mata yang siap tumpah membanjiri warung gado-gado itu. Saat itu aku merasa menjadi orang paling Jahat sedunia....ingin aku teriakkan :
”Bunuh Saja Aku!!!!!!!!”
Tidak ada komentar:
Posting Komentar