06 Oktober 2009

namanya ADAM...

Namanya Adam. Keren ya? Dia sahabatku waktu SMA. Orangnya gagah,ganteng, tinggi, putih, pinter sepak bola dan supel. Sifat supel nya itu yang bikin banyak cewek suka ama dia. Apa lagi dia orangnya tajir. Aku aja kadang suka berpikir “betapa enaknya jadi seorang Adam. Begitu sempurna hidupnya”. Walau tidak satu sekolah dengan aku, tapi sepulang sekolah kita sering banget jalan bareng. Dia banyak memberiku pelajaran tentang cinta. (hmmmmm…) tapi kalo sekarang kayaknya pinter aku deh. Walaupun tidak ganteng, tapi kan aku manis…..

Aku kuliah di Semarang, dan adam kuliah di Surabaya. Kita tetep komunikasi, dan kalo lebaran kita masih sering ketemu. Tahun 2006, aku terakhir ketemu dengan Adam saat masih kondisi normal. (lho!!) iya, sekarang Adam memang sudah tidak normal lagi.

Ceritanya begini….

Suatu sore di tahun 2008, (aku sudah kerja di Pamulang) aku dapet telepon dari Solo. Dan ternyata dari ibu nya Adam. Aku kaget juga, tumben banget ibu nya Adam telphon aku. Alangkah kagetnya ketika dia menceritakan kalo Adam baru kecelakaan. Dan akibat kecelakaan itu mengharuskan dia merelakan satu kakinya sebatas lutut untuk di amputasi. (ooouuuhhhhhhh!!!) ibu Adam menceritakan, sejak kecelakaan itu, hidup Adam seperti sudah berakhir. Dia hanya di kamar aja, gak pernah mau komunikasi sama siapapun. Dengan kehilangan satu kakinya dia merasa hidupnya sudah tidak ada gunanya lagi. Ibu Adam memohon aku untuk datang ke rumahnya. Siapa tahu, aku bias membuatnya berubah.

Setelah menutup telpon, aku merenung. Aku inget banget saat-saat terakhir Adam telpon aku, menceritakan cewek barunya, yang dapet dari Chating. Kalo cerita Adam memang selalu meledak-ledak membuat yang mendengar juga ikut merasakan kebahagiaanya. Aku bisa membayangkan bagaimana perasaanya sekarang. Hobby Futsal nya yang baru aja dia jalani, tentu saja sudah tidak bisa dilakukan lagi. Aku juga sudah tidak bias ngajak dia naik gunung Merbabu lagi seperti jaman SMA dulu. Ohhh, Adam, knapa hal itu mesti terjadi padamu….(eh,gak kerasa air mataku menetes….)

Aku menangisi sahabatku yang sudah seperti saudaraku itu. ..

Malam itu aku nggak bisa tidur. Aku masih memikirkan keadaan Adam…

Tiba-tiba aku kepikiran, sebuah buku yang dulu pernah aku baca. Serial Balada Si Roy. Nggak tahu yang judulnya apa, di situ temen Roy kecelakaan yang harus kehilangan satu kaki nya. Dan dengan penuh semangat, Roy member motivasi pada temannya itu. Aku terbangun dan mulai memikirkan apa yang harus aku sampaikan kalo aku ketemu Adam.

Sewaktu ada libur 3 hari, aku sempetin datang ke Solo. Dengan naik bis dari terminal Lebak bulus, aku menuju ke kota yang dulu waktu SMA sempet akrab dengaku. Sekarang terasa jauh lagi….

Sampe di solo masih pagi banget. Jam 5. Aku langsung saja menuju rumah Adam di daerah Colomadu. Sampe di rumah Adam, keadaan masih gelap. Tapi ada ibu nya sedang dudk di halaman. Aku langsung menyapa dia. Dengan senyum tulus nya, ibu Adam menyambutku, dan mempersilahkan aku masuk.ibunya kembali menceritakan apa yang sedang terjadi dengan anak semata wayang nya. Aku kembali sedih. Aku juga jadi ragu, apakah kata-kata yang udah ku persiapkan dari rumah nanti bisa aku sampaikan ke Adam? Ibu Adam mempersilahkan aku untuk langsung masuk ke kamarnya.
Aku ketuk pintu kamar Adam. Setelah beberapa kali ketukan, baru di buka dari dalam. Aku liat adam berjalan menggunakan penyangga tubuh (kruk-Red). Begitu di buka pintunya, dia tersenyum yang amat sangat di paksakan. Aku jadi bingung musti mengawali dari mana. Aku pun masuk ke kamar itu….
Adam sangat berbeda. Sekarang jadi kurus. Rambutnya gondrong acak-acakan. Jambang dan kumisnya juga tumbuh gak beraturan. Sebenarnya jadi kelihatan cowok banget sih muka nya, tapi tatapan matanya adalah tatapan putus asa.

“hoi…..diem aja….lagi kenapa?” tanyaku agak keras suaranya…
“lho, kaki kamu kemana? Kaki bagus-bagus kok di potong? “ kataku lagi. Dia langsung menatap tajam padaku seakan-akan mau menelan aku mentah-mentah. Aku memang sedang memancing emosinya. Tapi dia kembali terdiam duduk di ranjang.

Aku mulai bicara lagi “ ngapain di kamar terus, jalan-jalan ke luar yuk. Aku pengen jalan-jalan muter-muter Solo nih. Anterin ya”..

Adam masih diem tanpa reaksi apa-apa. Aku mulai menceritakan perjalananku tadi. Aku certain aku dapet kenalan cewek di bis. Tapi dia tetep aja diem. Biasanya Adam akan sangat antusias kalo udah mebicarakan cewek. Aku mulai gundah. Aku pun bicara agak keras, “kamu kenapa sih diem aja? Dah gak mau temenan ama aku? emang Cuma karna ilang kaki nya, trus ilang juga temen-temennya?” aku tunggu reaksinya. Adam kembali menatapku tajam.

“kamu berubah hanya karena kehilangan satu kaki itu? Mana Adam yang dulu?” aku menarik nafas untuk segera membombardir dia dengan kata-kata motifasi yang udah aku persiapkan dari Pamulang.
“dulu waktu aku crita ke kamu, kalo aku punya bekas luka di tangan kiri yang sangat jelek. Hal itu selalu bikin aku minder untuk mendekati cewek. Kan kamu yang ngasih motivasi. Kamu yang bikin aku jadi pe de aja walau punya bekas luka yang mengerikan. Karna menurut kamu cewek ternyata tidak hanya melulu mikirin soal fisik.”

Aku diem liat reaksinya. Dia hanya menatapku.akupun semakin menggebu-gebu.
“oke, ini kasusnya beda. Kamu kehilangan kaki. Tapi kamu masih punya tangan kan? Wajahmu masih ganteng. Kamu masih bisa gombalin cewek-cewek di chating. Kalo pake Web Cam, kan kaki kamu gak kelihatan. Kamu tahu kan, penulis idolaku “gola gong”. Dia cacat juga. Hanya punya satu tangan, tapi dia bisa nulis buku dan terkenal. Dia juga punya istri yang cantik. Karna dia menganggap, dia masih normal, dan menurut dia cuma kehilangan beberapa kilogram daging aja. Dia juga juara bulutangkis orang cacat. Bukan mau kamu kan cacat seperti itu kan? Semua orang juga tidak mau cacat. Tapi Allah mau. Allah yang sudah membuat kamu cacat seperti itu, maka Allah pasti akan tanggung jawab atas itu. Kata ibu kamu juga sudah tidak berangkat kerja lagi. Padahal kerja kamu kan Cuma di depan computer biikin desain. Emang ngoprasiin Adobe Illustrator, Corel Draw, Photoshop musti pake kaki?”
Adam nunduk. Aku tinggal mengeluarkan jurus pamungkas nya.

“Dam, aku Tanya, tolong di jawab.” Aku pegang pundaknya. Dia ngangguk pelan.
“Alat kelaminmu masih berfungsi normal kan?” tanyaku tanpa basa-basi.
Mata Adam melotot. Aku udah bisa menebak apa yang ada di hatinya. Di hatinya pasti dia bilang “Enak aja, walo gini-gini aku masih bisa GRENG!!!”

“denger mas Adam yang Ganteng…wanita itu mau “itu” kamu. Bukan kaki kamu. Lagian kalo kamu pake kaki palsu, pake celana panjang, mana ada yang tahu kalo kamu gak punya kaki? Udah lah, umur kamu baru 27. Masih panjang untuk mencapai paling tidak untuk sama dengan umur Nabi Muhammad. Dah nggak ada gunanya juga cuma diem di kamar. Kamu musti tunjukin ke temen-temen kamu, mantan-mantan kamu yang banyak itu, kalo kamu walopun kehilangan kaki, kamu masih tetep seperti dulu. Merasa sebagai “mahluk Tuhan paling ganteng”. Kalo aku kan “mahluk Tuhan paling manis” he he he”

Aku keluar kamar meninggalkan dia sendirian. Aku ambil tasku dan menuju kamar tamu yang udah di sediain. Aku pun tertidur…

Gak tahu berapa lama aku tertidur, tahu-tahu di bangunin ama Adam.
“Lut, kita ke Manahan yuk, nongkrong”

aku masih bingung karna nyawaku belum terkumpul semuanya. Aku juga masih ragu-ragu, antara ini mimpi atau nyata. Tapi setelah aku buka mata lebar-lebar, di depanku Adam pake baju flanel andalanya, pake jeans siap ngajak aku jalan-jalan. Akupun segera ambil handuk dan beranjak ke kamar mandi.

Seminggu setelah itu berlalu, ketika aku lagi kerja, tiba-tiba HP ku berdering. Aku liat ternyata Ibunya Adam telpon. Aku angkat telpon. Dan ibu Adam Cuma bicara singkat
“makasih Lut, kamu udah mengembalikan Adam seperti semula”
Aku jawab dalam hati. Bukan aku, tapi Allah yeng telah mengembalikan Adam. Aku tersenyum seneng. Makasih Gola Gong, buku Balada Si Roy-mu menginspirasiku....

adi.darwies@gmail.com

disaat harus memilih

Hidup adalah sebuah pilihan. Memang begitu adanya, paling tidak menurutku. Dari kecil, kita sudah disuruh memilih. Mau jadi anak nakal ataukah jadi anak baik. Dan tanpa kita sadari, setiap hari kita selalu dihadapkan pada pilihan-pilihan itu. Dari pagi hari, kita sudah disuruh memilih, mau sholat Subuh, ataukah terus tidur. Dari situ bisa kita sederhanakan bahwa ada 2 pilihan dalam hidup kita, yaitu Baik ataukah Buruk. Hanya ada 2 persimpangan. Gak ada simpang 5 dalam hidup. Adanya di Semarang!he he he.

Kita memang harus memilih salah satu dari pilihan itu. Dengan segala resiko dan akibat yang disebabkan dari pilihan yang kita pilih. Begitu juga dalam hal cinta. (cieee....mulai deh, curhat colongan...!!) kadang kita dihadapkan dalam satu pilihan yang sulit. Sulit banget malah. Dan apabila kita memilih salah satu nya, tentu akan ada akibat dari itu semua. Sakit hati yang jelas. Hmm.... seperti pengalamanku dulu, waktu aku duduk di kelas 2 SMA. Tapi dulu namanya SMU (sekolah menengah Uatas, he he he). Dan waktu itu aku sekolah di SMU Negeri 1 Boyolali.

Cerita ini berawal dari perkenalanku dengan seorang cewek, dalam sebuah acara kepramukaan. (he he he, keliatan kan kalo aku dulu aktipis pramuka. Sifatku kan mencerminkan Dasa Dharma Pramuka bangeeeet!!) Namanya Irma. Lengkapnya Irma Khusnawati. Sesuai dengan namanya, Irma = Ireng Manis... he he he. Anaknya manis, dan tomboy. Gak tahu kenapa dari dulu aku sangat suka cewek-cewek tomboy. Dia sekolah di SMK (SMEA), dan baru kelas 1. dari perkenalan itu aku bisa ngambil kesimpulan kalo aku suka sama dia. Dan dengan sedikit GR nya, aku juga tahu kalo dia juga sama aku.

Mulailah hari-hariku dipenuhin dengan kegiatan PDKT ke Irma. Agenda harianya yaitu pulang sekolah aku selalu sempetin mampir ke rumahnya hanya untuk melihat matanya yang indah dan memberikan senyum termanisku... he he he. Sumpah waktu SMU aku manis banget!!! Ha ha ha..jangan sirik!!!

Sebulan berjalan, dan sepertinya lancar-lancar saja, maka aku pun naik ke level 2. saatnya penembakan. Aku pengen menjadikan dia sebagai Pacarku. Dengan penuh percaya diri, aku nyatakan segenap perasaanku ke Irma. Tapi apa yang terjadi saudara-saudara? Ternyata dengan berat hati, dia menolakku. (ooouuuuhhhhhhh!!!!!!)

Irma menolakku karena ternyata selama ini dia sudah mempunyai seorang kekasih. Aku pun terdiam. Di hatiku tetap yakin kalo sebenarnya Irma juga suka aku. Irma juga Sayang aku, dan Irma juga cinta aku. cieee...... Irma pun akhirnya mengakuinya. Irma mengakui kalo sebenarnya dia juga suka & sayang sama aku. Tetapi dia tidak mungkin memutus pacarnya begitu saja tanpa alasan. Hal itu yang membuat aku memberanikan diri untuk mengatakan, ”Aku tunggu sampai kamu putus”. Tapi Irma tidak berani menjanjikanya. Dia hanya minta waktu untuk menyelesaikan hubungannya dengan kekasihnya. Dan aku akan menunggu......

Detik berganti menit,menit berganti jam, jam berganti hari, hari berganti minggu, minggu berganti bulan dan seterusnya....sampai 5 bulan aku menunggu, Irma belum juga putus dengan kekasihnya. Sementara aku disini tetap saja resah dan gelisah. Mulai muncul perasaan bosan, jenuh dan lain sebagainya. Intensitas datang ke rumahnya pun sudah jauh berkurang. Aku mulai melupakannya.....

Sampai suatu hari, aku dekat dengan seorang adik kelasku. Sebut saja namanya Sri. (hmm..jawa banget!!) anaknya tak kalah manis dengan Irma. Matanya lebih indah. Walau dia tidak tomboy, tapi aku mulai menyukainya. Inilah awal kesalahanku. Aku mulai mendekatinya, dan menunjukkan ketertarikanku pada Sri. Dan Sri pun menanggapinya dengan asik. Akupun terhanyut. Dan Irma pun terlupa. Hingga hari-hariku sekarang di isi oleh kehadiran Sri.

Sebulan PDKT sama Sri, membuat aku tidak nyaman. Aku ingin segera menyatakan cinta padanya. Maka pada hari yang sudah di tentukan, di suatu siang yang lumayan terik sepulang sekolah, aku nyatakan perasaanku kepada Sri. Dan seperti kebiasaan para ABG, dia pun minta waktu sehari untuk memikirkanya. Walaupun aku juga sudah tahu sebenernya jawaban yang akan di berikan, mungkin menurut para wanita supaya tidak terkesan ”murahan”....

Kesalahanku, aku tidak memikirkan kalo ternyata Irma masih memegang janjiku padanya yang, ”Aku akan menunggu sampai dia putus”. Lamanya proses putus itu, membuat aku jenuh dan berpaling pada Sri. Dan sekarang aku baru sadar, bahwa cinta butuh kesabaran. Catat itu kawan.....

Di saat aku sedang nunggu jawaban dari Sri, siang itu juga aku dapat surat dari Irma yang di titipin melalui seorang kurir. Klasik banget memang, masih surat-suratan. Maklumlah tahun 1997 belum ada Handphone buat SMS. Surat itu aku buka di jalan waktu aku naik angkot. Lihat amplop surat nya saja aku sudah tidak karuan rasanya. Betul juga, setelah aku buka, melalui surat itu, Irma memberi tahukan padaku bahwa dia sudah putus dengan pacarnya, dan siap menjalin hubungan denganku. Aku bengong.....nggak tahu sama sekali apa yang harus aku lakukan. Semua diluar perkiraanku. Wajah manis Sri tiba-tiba berubah jadi serem dalam bayanganku. Sampai turun dari angkot aku masih bingung mikirin antara Irma dan Sri.

Di rumah, seperti tertimbun beban ribuan kilogram, aku bingung sekali. Seperti yang aku katakan di awal tulisan, inilah Pilihan dalam cinta. Dimana aku harus menentukan pilihan, dan dimana aku mau tidak mau harus menyakiti salah satu diantara gadis manis itu. Aku tidak mau melukai irma yang udah berkorban mutusin cowoknya demi aku. dan aku tidak mau nyakitin Sri yang mungkin besok dia akan menerima cintaku. Mungkin hanya aku orangnya, yang berharap ditolak cintanya. Aku berdoa semoga Sri menolak cintaku. Tapi itu tidak mungkin. Malam itu aku tak bisa memejamkan mata... sampai pagi menjelang, akhirnya aku putuskan sesuatu.

Di sekolahan, akupun males-malesan mengikuti pelajaran. Aku ingin segera pulang dan mengatakan hal yang berat ini kepada Sri. Dan akhirnya bel pulangpun berbunyi. Aku segera menemui Sri yang ternyata sedang nongkrong bareng temen-temen ceweknya. Aku segera mengajaknya untuk bicara. Tapi dia minta makan-makan dulu ama temen-temenya. Katanya merayakan hari jadian kita. Akupun tambah gusar.....dan aku bersama Sri dan temen-temennya akhirnya menuju warung Gado-gado untuk merayakan hari jadian aku dan Sri. Tapi mungkin nanti akan jadi hari Bubaran kita... (ooohhhhhhhh!!!)

Akhirnya waktu ngobrol buat kita berdua pun datang juga setelah teman-teman ceweknya pulang ke rumah masing-masing. Dengan segenap kekuatan hati, aku ungkapkan apa adanya ke Sri, kalo sebenarnya waktu aku nembak dia, aku sedang nunggu jawaban cinta dari seseorang. Dan ternyata di terimanya. Surat dari Irma aku tunjukin ke dia. Aku bingung mau berbuat apa lagi. Kemudian dengan perlahan aku bilang kepada Sri::

”Maaf Sri, Aku tetap memilih dia.........”

Sri memandangku tidak percaya dengan air mata yang siap tumpah membanjiri warung gado-gado itu. Saat itu aku merasa menjadi orang paling Jahat sedunia....ingin aku teriakkan :

”Bunuh Saja Aku!!!!!!!!”

lebaran tahun ini....

Lebaran tahun ini beda. Trasa beda aja dari tahun tahun sebelumnya. Kalo aku sih ngerasa lebih asik dan berkesan ajah. Paling nggak di banding lebaran tahun kemaren. Hal yang paling berkesan adalah waktu malam takbiran....

Hari Sabtu, tanggal 19 September 2009, jam 17.30, ibu masih aja sibuk nyiapin makanan untuk buka puasa. Kami hanya bertiga saat itu. Hanya aku, ibuku dan bapakku. Jadi sepi banget. Pembantuku udah pulang kampung.(emang rumahku bukan kampung ya?). trus kakak-kakakku pada lebaran di Rumah Mertua masing-masing. Keluargaku emang punya budaya, lebaran di rumah sini dua tahun sekali. Jadi tahun depan baru di penuhi oleh ponakan-ponakan. Sementara tahun ni aku Cuma sendirian nungguin bapak dan ibuku. Mudah-mudahan tahun depan udah ada yang nemenin satu lagi. He he he Amiin!!

Dari dapur, ibu masih aja nggrundel, “Badane kapan jane?? Bingung arep masak kupat saiki apa ngesuk bengi”. Tahu artinya nggak? Artinya gini ”Lebarane kapan sih? Bungung mau masak ketupat sekarang apa besok malem ajah”. Hal itu karena ternyata sampai maghrib berkumandang Pemerintah belum selesai sidang untk menentukan tanggal 1 Syawal. Kasihan ibuku, bingung hanya gara-gara kapan musti masak ketupat nya.

Setelah sholat Maghrib di Mushola, anak-anak kecil sekitar rumahku sudah pada kumpul dan ribut dengan kentongan dan lampu Obor nya, bersiap-siap untuk Takbir Keliling. Tapi skali lagi, sampai jam setengah tujuh, keputusan itu belum muncul juga. Tangan anak-anak kecil itu udah pada gatel pingin mukulin kenthongannya, ibuku juga udah gatel pengen masukin ketupat ke dalam panci.....

Dan akhirnya sekitar jam 18.45, atau jam 7 kurang dikit, pemerintah baru ketuk palu kalo Hari Raya Idul Fitri 1 syawal 1430 H jatuh pada tanggal 20 September 2009. Alhamdulillah. Aku lega, bapakku lega, apalagi ibuku... senyum manisnya terkembang dari bibirnya sambil masuk-masukin ketupat satu demi satu ke dalam panci. Kemudian dari Mushola dekat rumah sayub-sayub terdengar suara Takbir dan Takhmid berkumandang saling bersahutan. Meriah sekali. Dan aku terharu seperti lebaran-lebaran sebelumnya. Hal itulah yang aku nganggep lebaran tahun ini lebih berkesan dari lebaran sebelum-sebelumnya.

Ada lagi yang membuat lebaran tahun ini lebih asik dai lebaran tahun lalu. Lebaran tahun ini adalah lebaran Fesbuk. (Facebook). Kenapa aku sebut demikian, karena lebaran tahun ini pas Fesbuk lagi heboh-hebohnya. Kayaknya hari gini kalo gak kenal fesbuk tuh ketinggalan banget. Dan aku juga gak tahu, kenapa aku juga ikut terbawa dalam arus itu. Tapi gak papa juga sih, abis emang asik sih. Sampai-sampai menunda sholat gara-gara FB, males tarawih karena tanggung lagi chating, dll. Kita, eh maksudnya aku lebih banyak buka Fesbuk daripada buka Al Quran. Astaghfirullah.... Maafkan mambaMu ini ya Allah....

Tapi ada hal lain yang aku patut bersyukur dengan adanya Fesbuk. Ternyata Fesbuk itu bener-bener bisa menyambung tali silaturahmi dengan temen-temen lama. Dari Fesbuk lah aku bisa kembali berkomunikasi dengan teman-teman waktu SMP, SMA, dan waktu kuliah. Bahkan aku dapet pacar juga...he he he....




Gara-gara Fesbuk juga, akhirnya aku bisa bertemu kembali dengan temen-temen waktu SMP dalam sebuah acara Kumpul bareng (reuni) di rumah Melly (tanpa guslaw). Lumayan banyak yang datang. Semua kebanyakan masih seperti yang dulu. Yang dulu kalem dan manis (kayak aku) masih tetep aja kalem, tapi aku jadi tambah manis. Ha ha ha... yang lain juga tetep tambah keren-keren. Banyak juga yang udah jadi orang, (dulu kan masih anak-anak). Pokoknya acara itu heboh deh. Jadi rugi banget kalo gak dateng. Setelah acara kumpul-kumpul di rumah Melly, acara di lanjut makan-makan di saung Bu Mansur. Wow, tambah heboh aja, karena Yoni, Zen, Gunawan, Husen dll tak henti-hentinya bikin kami tertawa....ha ha ha

Yang jelas, lebaran tahun ini makin tambah berkesan karena kalau lebaran tahun lalu aku masih Jomblo, tapi tahun ini aku sudah punya kekasih yang sebentar lagi akan aku ajak menikah.... Amiin... ai lof yu ful.....

Lebaran tahun ini lebih berkesan dari lebaran-lebaran sebelumnya.....
(setidaknya buatku)


*adi.darwies@gmail.com*