01 November 2011

Tunggu Aku di Jakarta (terinpirasi dari tembang Sheila on 7)

Masih saja ku teringat,

kata iringi kau pergi,

jadikan sore itu satu janji

Kau akan setia untukku,

kembali untuk diriku,

mengingatku, walau aku jauh

Hari itu hari Minggu. Mendung menggelanyut manja di atas kota kecil yang benama Purwokerto, sebuah Kota di bawah kaki gunung Slamet yang begitu sejuk dan nyaman. Aku bersama si putih hitam Honda Astrea Grand keluaran tahun 1997, tengah menuju stasiun kereta api. Di belakangku duduk sambil memeluk perutku yang mulai membuncit, seseorang yang hari Sabtu kemaren barusan datang dari Ibu Kota Republik Indonesia, Jakarta ke rumahku di kota kecil sebelah timur purwokerto yang terkenal dengan Dawet Ayu nya, Banjarnegara. Ya , katanya sih, dia kekasihku. He he he. Kenalin, namanya Desty.

3 bulan yang lalu, kita baru aja jadian. Jadian melalui Facebook. Di kenalkan sama orang yang bernama Wiro Sableng Pendekar Kapak Maut Naga geni 212. Eh, malah senyam-senyum…serius nih….kalo aku certain di sini proses perkenalanya, jadinya kepanjangan…yang jelas, udah 3 bulan ini kita pacran. Aku sudah pernah datang ke rumahnya di Depok dengan menyampaikan niat baikku kepada bapaknya si cewek itu, untuk pacaran serius ama anaknya. Alhamdulillah di ACC. Masalahnya tampangku baik-baik dan keliatan sebagai laki-laki bertanggung jawab, manis, dan sayang pada mertua. hahahah

Ini adalah kedatangan Desty yang pertama, dengan maksud ingin aku kenalkan ke orang tuaku. Dan Alhamdulillah juga, di terima dengan tangan terbuka oleh orag tuaku. Mungkin orang tuaku dah bosen juga, liat ganti-ganti terus yang aku kenalkan sebagai calon istri..he he he

Mendung semakin menghitam, kala aku dah memasuki gerbang Stasiun Purwokerto. Aku parkir motor ku di depan cafĂ© Kindy Donuts. Jam menunjukkan pukul 17.45. masih ada waktu sekitar 45 menit lagi sampai kereta yang dari Solo Balapan datang. Tapi seperti kata Iwan Fals, biasanya, kereta terlambat dua jam, mungkin biasa…he he he

Aku ajak dia duduk di kursi panjang di dalem stasiun. Dan hujanpun turun…

Kita hanya diam, mungkin hati kita yang sedang ngobrol menggunakan telepati (Telephone Hati). Hanya sekali-sekali aja aku tatap wajah dia, dia tersenyum dan menampakkan matanya yang bullet lucu itu.

“setelah kamu aku kenalkan dengan keluargaku, tahu keadaanku, bahwa aku orang ndeso, dengan keluargaku yang rame dan agak kampungan, kamu masih boleh kok, berpikir ulang untuk menerimaku sebagai suamimu…” kataku pelan, diantara bunyi hujan.

Sekali lagi dia hanya menatap lucu ke arahku, sambil tersenyum

“aku udah mantep kok.” Jawabnya singkat. Dia kembali menatap lurus ke orang-orang yang jualan minuman dan makanan di sebrang rel…laper kali dia ya…he he he

Akupun sempat janjikan,

ku kayuh semua mimpiku,

ku labuh tepat di kotamu

Dan kaupun s’lalu janjikan,

kau ‘kan menunggu ku datang,

bersatu kembali seperti dulu

Keretanya datang. Lumayan tepat waktu sih. Biasanya orang-orang sangat kecewa kalo kereta datang terlambat, tapi kali ini lain cerita. Sebelumnya aku berharap, keretanya terlambat, barag sejam dua jam. Biar aku bisa merasakan lebih lama lagi, duduk bersama dia. Desty namanya..(udah kenal ya?) he he he

“jadi kapan kamu rencana datang ke Jakarta lagi?” Tanya Desty masih belum beranjak dari sebelahku, karena aku pun malas-malasan untuk segera mengantarkan dia masuk ke dalam gerbong.

“insya Allah bulan depan, untuk menyampaikan waktu kapan bapak dan ibuku akan datang buat melamar kamu. Ni minggu depan aku balik ke Banjaregara, aku akan minta orang tuaku mencari waktu yang tepat untuk datang ke rumahmu” kataku mantap.

“jangan kelamaan, tar aku bosen nunggunya” katanya..

Kami berdua berdiri dan segera menuju gerbong yang sesuai dengan yang ada di tiketnya. Kalo nggak sesuai, bisa di marahin petugas nantinya…he he he

Setelah dia duduk di kursi kereta yang lumayan empuk dan dingin, dia kembali menggenggam taganku. Aku tersenyum. Manis banget. Trus dia cium punggung tanganku. Aku pun mengelus kepalanya yang tertutup kerudung warna ungu itu.

“hati-hati ya, tar kasih kabar kalo dah nyampe. Salam buat mama sama bapak”

“iyah. Aku tunggu kamu di Jakarta ya…” kata desty sambil tersenyum.

Aku turun dari kereta, dan keretapun berangkat. Uh…jadi sepi, kayak ada yang hilang.

Dan bila akupun rindu,

pada nyamannya kecupmu,

pada hangatnya tawamu

Ku dendangkan dengan gitar,

lagu-lagu kesayangan,

sambil ku ingat, indah wajahmu

Sampai di kost, aku basah kuyup. Padahal nggak begitu jauh antara Stasiun denga tempat kost ku. Tapi karena hujanya yang kecentilan, tetep aja membuat aku basah sampai ke dalam-dalam. He he he

Malemnya, sebelum tidur, aku masih senyum-senyum sendiri inget beberapa hari yang lalu. Ketika dia baru datang dari Jakarta, trus aku kenalkan dengan orang tuaku, kakekku, trus aku ajak nyari salak di kebun belakang rumah, aku ajak jalan-jalan ke pinggir sungai serayu yang emang sangat dekat dengan rumahku, aku ajak dia ke pasar tradisional Banjarnegara untuk menikmati Dawet Ayu yang bener-bener asli, aku ajak nongkrong di Alun-alun kota

Banjarnegara menikmati Kupat Tahu Pak Mun, langgananku sejak aku duduk di bangku SMP 1 Banjarnagara, trus aku ajak menikmati Bakso di selatan Alun-alun, Mie Ongklok Pak Tugi dan lain-lain…pokoknya 2 hari ini cukup lah untuk menikmati kuliner yang ada di Banjaregara…

Karena nggak bisa tidur, aku buka handphone ku, trus aku putar MP3 nya. Aku cari lagu dan aku puter lagu kesayangan dari kami berdua.

“getaran di hatiku, yang haus akan, belaianmu….seperti saat dulu…saat-saat pertama….kau dekap dan kau kecup, bibir ini….”

Suara Fryda Luciana menyanyikan lagu “Rindu” mengalun pelan. Aku pejamkan mata dan bener-bener meresapi lagu itu…he he he, sayang di kost ku nggak ada gitar. Padahal kalo ada gitar, belum tentu pula aku bisa main nya…

Tunggulah aku, di Jakarta mu,

tempat labuhan, semua mimpiku

Tunggulah aku, di kota itu,

tempat labuhan, semua mimpiku

Hari ini, setelah dua tahun dari waktu itu, aku kembali mendengarkan lagu “rindu” dengan versi yang di nyanyikan oleh Agnes Monica. Feel nya lain, tapi nggak jelek. Tetep bagus. Cuma yang bagiku dan Desty paling terkesan adalah lagu yang Versi aslinya. Lebih sahdu.

Ah, sekarang aku sudah di Jakarta Sudah melabuhkan mimpi di lantai 7 gedung perkantoran di daerah Kuningan, Jakarta selatan.

Dan sekarang, aku sudah di tunggu istriku, Desty di kantornya. Hari ini janjian untuk pulang bareng…

Aduuuh, gara-gara asik nulis ini, jadi telat deh, jemput dia....

Pulang dulu ah….

011111

07 Juli 2011

AKU & CLARK KENT

Dari waktu aku kecil dulu, saat duduk di bangku Sekolah Dasar, aku memang sudah punya hobby membaca. Begitu aku bisa membaca, walaupun dengan mengeja per-suku kata, dimanapun ada tulisan selalu berusaha aku baca. Billboard iklan, spanduk, koran, tulisan di kaos orang atau apapun selalu berusaha aku baca. Hasilnya kelas 1 SD Alhamdulillah aku udah mulai lancar membaca. Kebetulan orangtuaku yang bermata pencaharian sebagai Guru SD, sangat mendukung aksi suka membacaku. Diantaranya suka membelikan aku buku-buku cerita dan komik-komik. Bukanlah komik Doraemon, kobo chan, kariage kun, kungfu boy ataupun Dragonball yang mereka belikan untukku, (karena waktu itu memang belum ada atau belum populer di kalangan orang desa sepertiku), tapi komik Gareng Petruk yang mereka belikan. Aku suka sekali membaca komik tipis karya Tatang S. Tersebut. Ceritanya simpel, tapi lucu. Sering juga menceritakan kepahlawanan si Petruk, hingga mereka sering di sebut pahlawan dari Tumaritis. Kadang juga menceritakan hantu-hantu gitu deh...he he he. Lucu lah pokoknya.



Waktu kecil aku sudah mandi pakai sabun Lifeboui. (bukan iklan lho!!!). nah, waktu itu, lupa tahun berapa, kalo nggak salah setiap beli sabun Lifeboui mendapatkan hadiah komik. Judulnya Superman. Dari situ, aku jadi ngumpulin komik-komik Superman. Aku suka sekali bacanya. Memang jaman segitu tokoh superhero Superman belum begitu populer, tapi aku sudah mulai ngefans berat sama Pahlawan berbaju biru dengan celana dalam merah salah pakai itu. Aku mulai mengenal dia lebih dekat. Mulai tahu bagaimana keseharianya, mulai tau siapa bapaknya, siapa ibunya, dan darimana dia berasal.




Saat aku duduk di kelas 5 SD, di TVRI ada serial yang samapai sekarang aku tidak bisa lupakan. Judul serial itu adalah ”Superboy”. Dulu aku berpikir, Superboy adalah adiknya Superman, karena menurutku masih asing mendengar nama Superboy. Tapi lama-lama aku jadi tahu, kalau Superboy adalah menceritakan tentang Superman di masa muda nya. Dalam serial itu, di ceritakan Clark Kent masih tinggal di desa Smallville, dan sekolah di SMA. Bapaknya, Jhonatan Kent diceritakan masih hidup. Superboy selalu muncul di saat ada kejahatan. Dialah pembela kebenaran. Sampai dengan kelas 1 SMP serial Superboy akhirnya hilang. Akupun tak tahu bagaimana akhir ceritanya.




Kecintaanku akan sosok superhero itu tak lekang oleh waktu. (cieeee mulai deh, lebay...). aku mulai suka ngumpulin pernik-pernik tentang Superman. Logo ”S” di dada superman pun udah hapal di luar kepala aku menggambarnya. Sampai aku kuliah, aku semakin ngefans sama alien dari planet cripton itu. Celana dalam ku pun rata-rata berwarna merah (he he he, nggak ding). Tahun 2004 sudah terdengar kabar akan di buatnya film Superman terbaru. Akupun tak sabar menunggunya. Kabar-kabar tentang pembuatan film tersebut telah menyita perhatianku. Dan ternyata baru bulan Juni tahun 2006, Film SUPERMAN RETURN di puter di bioskop. Aku nonton sampe 3 kali. Dan selalu ketiduran di bioskop...he he he



Ternyata kegemaranku dengan sosok pahlawan bermantel merah itu terus berlangsung. Sampai saat ini. Ya..sampai aku berumur 28 tahun. Aku mengoleksi DVD serial Smallville. Bajakan sih, Tapi gak papa lah, yang penting punya dan beli. Bukan nyolong.





Serial Smallville aku ikuti terus, season demi season. Dalam cerita Smallville memang agak berbeda dengan cerita asli superman. Diantaranya ternyata masa muda Clrark Kent, dia bersahabat dengan Lex Luthor yang notabene akan menjadi musuh bebuyutan Superman. Di Smallville juga muncul tokoh-tokoh baru yang belum pernah terdengar namanya, seperti Cloe, Green Arrow (Oliver Queen), dll.

Bagiku, sinetron eh maksudnya Serial Smallville sarat dengan makna, yang banyak banget bisa kita jadikan teladan. Di situ di ajarkan bagaimana caranya menghormati dan mencintai orang tua, walaupun bukan orang tua kandung. Cinta Clark Kent (yang merupakan bukan manusia /makhluk asing) terhadap orang tua angkatnya, ternyata tidak berbeda bahkan lebih daripada manusia. Disitu digambarkan Lex Luthor yang anak kandung dari Lionel Luthor juga terasa kurang menghormati ayahnya sendiri. Di Smallville juga di ajarkan makna persahabatan, cinta dan saling menjaga rahasia.




Akhirnya di tahun 2011, cerita Smallville tamat juga di season ke 10. 10 tahun sudah aku mengikuti serial ini. Sedih juga rasanya. Tapi kalo di lanjutkan lagi, ntar malah jadi kemana-mana ceritanya, seperti cinta fitri.

Kecintaanku pada Superman, menjadikan adanya ikatan batin antara kami berdua, (aku dan Clark Kent)he he he, jadi mohon jangan sirik kalo melihatku lama-lama jadi mirip ama Clark Kent. Terutama kaca matanya. Hahahhahaha

Sekarang aku sedang menunggu SUPERMAN Movie – Man Of Steel. Katanya akan di rilis tahun 2012.

27 Maret 2011

betapa ku bersyukur.....

Alhamdulillah...

Itu kata yang tak pernah henti-hentinya keluar dari lubuk sanubariku. Dalam setiap helaan nafasku aku berusaha untuk terus mengucap kata syukur itu kepada Gusti Allah SWT.

Alhamdulillah..

Setelah sekian lamanya aku tidak nulis “notes di Facebook”, sore ini sambil mendengarkan gemericik air yang jatuh ke kolam pemancingan depan rumah kontrakan mungilku, perasaanku terbawa sampai di atas keyboard ini.

Rumah kontrakan mungil ini buatku adalah salah satu bukti bahwa Allah SWT telah mengatur hidupku dengan cara-Nya yang misterius. Allah SWT selalu menolongku disaat tidak ada lagi orang yang sanggup menolongku. Memang, hidup ini mesti ingat pada kalimat yang pernah aku dengar pada suatu ceramah salat jumat beberapa waktu yang lalu. Sederhana saja, Hasbibunallah, cukuplah Allah SWT penolong bagiku. Bukan serba kebetulan, tapi Allah memang sudah mengaturnya dengan sangat-sangat cantik.

Keberadaanku sekarang ini, disini, juga pastinya tidak lepas dari rencana Allah yang aku yakin nantinyapun akan berakhir sangat indah. Amiin...

Teramat banyak hal yang harus aku syukuri dari kehidupan “dewasa” ku. Setelah aku menyadari bahwa dalam hal-hal tersulit, pertolongan Allah selalu datang dari arah yang tak pernah kita duga. Bahkan aku terkadang teramat malu, karena pertolongan Allah tetap saja datang, bahkan disaat aku menjauhiNya. Disaat aku lebih banyak berkongsi dengan kemaksiatan, tanpa sengaja menceburkan diri dalam kubangan dosa ataupun enggan mengingat Dia selagi aku lebih akrab dengan hal duniawi, lalu kemudian aku terjatuh, Allah SWT selalu menolongku, lagi-lagi dengan cara-Nya yang selalu misterius.

Aku masih ingat hal terburuk yang pernah kualami dalam hidupku. Kala itu aku masih kuliah ketika aku dan dua orang temanku mencicipi dunia wirausaha. Ya, kami membuka sebuah usaha yang... yah bisa dibilang waktu itu sudah mencapai kata ”sukses”. Namun akibat keserakahan kami dan kesalahan manajemen, usaha itu hancur lebur dan mengantarkanku beserta dua orang temanku ke dalam jurang yang bernama “hutang”. Saat itu aku berpikir mungkin akhir cerita hidupku akan berlabuh di penjara. Tapi Allah punya rencana lain. Dia memberi pertolongan lewat bantuan dari orang tua dan saudaraku. Syukur Alhamdulillah, masalah itu dapat terpecahkan.

Masih di jaman kuliah, aku juga pernah terancam D.O(Drop Out) dari fakultas tempatku mengejar gelar sarjana. Setelah 15 semester tidak lulus-lulus juga, agaknya Pak Rektor mulai bosan dengan keberadaan “angkatan masa lalu”, maka Beliau memberikan warning kepada para mahasiswa angkatan “jadul” untuk segera menyelesaikan kuliahnya. Saat itu, aku juga berpikir aku tidak bakal bisa lulus, melihat Tugas Akhirku teramat berat. Namun rupanya Allah SWT memang berkehendak menjadikanku seorang dengan gelar sarjana di belakang namanya. Maka dengan segenap kekuatan dan doa, penuh rasa syukur akhirnya dibelakang namaku tertera tulisan “, S.Pd”.

Saat itu aku berpikir, dalam hal sekolah aku tidak bisa membanggakan orang tua, selagi kuliah pun aku mengecewakan orang tua, walau akhirnya lulus juga. Dalam urusan kerjaan yang tadinya aku bermaksud untuk mandiri dengan berwirausaha, ehh malah akhirnya merepotkan orang tua. Aku malu. Betapa aku ingin membanggakan orang tuaku. Satu-satunya kesempatan, maka aku harus mendapat jodoh yang seperti diinginkan orang tuaku.

Sambil menunggu jodoh itu datang, Allah menata kembali hidupku kepada jalur yang semestinya. Aku mendapatkan kerjaan yang sangat nyaman sebagai kepala sekolah TK & Playgroup Primagama. Kerjaan yang bener-bener membuatku selalu tersenyum ditengah keceriaan anak-anak. Aku menyadari betul, betapa aku mencintai dunia anak-anak. Satu setengah tahun aku menjadi kepala sekolah TK Primagama cabang Pamulang, untuk selanjutnya aku pindah ke TK Primagama cabang Purwokerto. Kota ternyaman di dunia menurutku. Alhamdulillah, aku masih dipercaya sebagai kepala sekolah disana.

Pada waktu yang benar-benar tepat, Allah SWT akhirnya mempertemukan aku dengan jodohku. Jodoh seperti yang aku harapkan. Seperti juga yang orang tuaku harapkan. Aku sangat gembira ketika pada bulan Juli akhirnya aku menikahinya. Aku melihat tetes air mata kebahagiaan dari mata ibuku. Dan itu juga kebahagiaan hatiku yang tidak bisa aku lukiskan.

Mulai saat itu, aku telah di hadapkan dengan tanggung jawab sebagai seorang suami, yang harus menafkahi istriku. Satu hal yang sangat mengganggu bagiku, bagi kami berdua tentunya, adalah jarak yang terbentang antara aku dan istriku. Aku di Purwokerto sedangkan istriku di Depok, karena dia tetap harus kerja di Jakarta. Kendati demikian aku selalu meyakinkan diriku sendiri bahwa suatu saat, Allah pasti menyatukan kita dalam satu rumah.. Keyakinan itu pula yang selalu aku tularkan pada benak istriku semata-mata agar dia tabah dan sabar menunggu sampai Allah SWT mempersatukan kami

Aku sangat mencintai pekerjaanku sebagai kepala sekolah TK Primagama. Namun setelah perubahan statusku dari lajang menjadi suami orang, pekerjaan ini ternyata cukup membuatku sedikit terengah-engah. Hingga suatu hari ada seorang sahabat yang menawarkan sebuah pekerjaan dengan pendapatan yang cukup untuk menghidupi aku dan istriku, maka dengan sangat berat hati aku harus meninggalkan pekerjaan yang nyaman itu. Aku menganggap, bahwa janji Allah yang menyatakan bahwa setelah menikah pasti akan ada banyal rezeki, maka aku menganggap itulah rezeki pernikahan.

Walaupun masih harus menjalani pernikahan jarak jauh karena pekerjaanku dalam tim project konsultan manajemen waterpark mengharuskanku untuk tinggal di kota Medan, namun setidaknya, aku bisa menghidupi dua dapur, dapurku sendiri di kota medan dan juga dapur istriku disana. Sampai akhirnya, 6 bulan kemudian project itupun selesai.

Sambil menunggu Project selanjutnya, aku menghabiskan waktu bersama istriku dan di rumah orang tuaku. Tak henti-hentinya aku dan istriku tetap selalu berdoa agar kita di satukan dalam satu rumah. Ternyata bagaimanapun juga hidup berumah tangga dengan dua dapur, tetap menjadi beban teramat berat bagi kita.

Seperti di awal tadi, ternyata Allah telah mempersiapkan jawaban segala doaku dan doa istriku selama ini. Saat aku sedang menunggu project selanjutnya, tiba-tiba aku di hubungi lagi oleh mantan atasanku waktu aku masih jadi kepala sekolah TK Primagama di Pamulang. Aku dimintai bantuan untuk mengurus TK lagi. Dengan pertimbangan “asal bisa dekat dan tinggal bersama-sama dengan istriku”, maka tawar menawar angka untuk membeli sesuap nasi untuk istri dan anakku (kelak) pun terjadi, hingga akhirnya menghasilkan sebuah keputusan.

Syukur Alhamdulillah, aku mulai kerja di awal bulan Maret ini. Dan aku merasa kembali ke duniaku, dunia anak—anak. Dunia yang pernah membuatku merasa nyaman. Dan yang paling penting, setiap hari aku bisa menatap wajah istriku menjelang dia tertidur. Itu yang membuatku tak pernah berhenti bersyukur.

Saat ini, semata-mata aku hanya menjalankan kewajibanku sebagai seorang kepala keluarga untuk mencari nafkah yang halal untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga. Itu saja. Dan aku menyadari dengan amat sangat bahwa di depan sana banyak sekali masalah-masalah lain yang bakal menghadang nantinya. Tapi sampai detik ini, dan sampai nafasku berakhir nanti, aku masih tetap percaya bahwa Allah telah mempersiapkan semua jawaban dan akhir yang pasti membahagiakan.

Ya Allah, lancarkanlah segala urusan. Lancarkanlah Rejeki keluarga kami....dan berilah jalan keluar terbaik untuk segala masalah....Amiin...Amiin...ya Robbal ‘Alamiin.....