Masih saja ku teringat,
kata iringi kau pergi,
jadikan sore itu satu janji
Kau akan setia untukku,
kembali untuk diriku,
mengingatku, walau aku jauh
Hari itu hari Minggu. Mendung menggelanyut manja di atas kota kecil yang benama Purwokerto, sebuah Kota di bawah kaki gunung Slamet yang begitu sejuk dan nyaman. Aku bersama si putih hitam Honda Astrea Grand keluaran tahun 1997, tengah menuju stasiun kereta api. Di belakangku duduk sambil memeluk perutku yang mulai membuncit, seseorang yang hari Sabtu kemaren barusan datang dari Ibu Kota Republik Indonesia, Jakarta ke rumahku di kota kecil sebelah timur purwokerto yang terkenal dengan Dawet Ayu nya, Banjarnegara. Ya , katanya sih, dia kekasihku. He he he. Kenalin, namanya Desty.
3 bulan yang lalu, kita baru aja jadian. Jadian melalui Facebook. Di kenalkan sama orang yang bernama Wiro Sableng Pendekar Kapak Maut Naga geni 212. Eh, malah senyam-senyum…serius nih….kalo aku certain di sini proses perkenalanya, jadinya kepanjangan…yang jelas, udah 3 bulan ini kita pacran. Aku sudah pernah datang ke rumahnya di Depok dengan menyampaikan niat baikku kepada bapaknya si cewek itu, untuk pacaran serius ama anaknya. Alhamdulillah di ACC. Masalahnya tampangku baik-baik dan keliatan sebagai laki-laki bertanggung jawab, manis, dan sayang pada mertua. hahahah
Ini adalah kedatangan Desty yang pertama, dengan maksud ingin aku kenalkan ke orang tuaku. Dan Alhamdulillah juga, di terima dengan tangan terbuka oleh orag tuaku. Mungkin orang tuaku dah bosen juga, liat ganti-ganti terus yang aku kenalkan sebagai calon istri..he he he
Mendung semakin menghitam, kala aku dah memasuki gerbang Stasiun Purwokerto. Aku parkir motor ku di depan cafĂ© Kindy Donuts. Jam menunjukkan pukul 17.45. masih ada waktu sekitar 45 menit lagi sampai kereta yang dari Solo Balapan datang. Tapi seperti kata Iwan Fals, biasanya, kereta terlambat dua jam, mungkin biasa…he he he
Aku ajak dia duduk di kursi panjang di dalem stasiun. Dan hujanpun turun…
Kita hanya diam, mungkin hati kita yang sedang ngobrol menggunakan telepati (Telephone Hati). Hanya sekali-sekali aja aku tatap wajah dia, dia tersenyum dan menampakkan matanya yang bullet lucu itu.
“setelah kamu aku kenalkan dengan keluargaku, tahu keadaanku, bahwa aku orang ndeso, dengan keluargaku yang rame dan agak kampungan, kamu masih boleh kok, berpikir ulang untuk menerimaku sebagai suamimu…” kataku pelan, diantara bunyi hujan.
Sekali lagi dia hanya menatap lucu ke arahku, sambil tersenyum
“aku udah mantep kok.” Jawabnya singkat. Dia kembali menatap lurus ke orang-orang yang jualan minuman dan makanan di sebrang rel…laper kali dia ya…he he he
Akupun sempat janjikan,
ku kayuh semua mimpiku,
ku labuh tepat di kotamu
Dan kaupun s’lalu janjikan,
kau ‘kan menunggu ku datang,
bersatu kembali seperti dulu
Keretanya datang. Lumayan tepat waktu sih. Biasanya orang-orang sangat kecewa kalo kereta datang terlambat, tapi kali ini lain cerita. Sebelumnya aku berharap, keretanya terlambat, barag sejam dua jam. Biar aku bisa merasakan lebih lama lagi, duduk bersama dia. Desty namanya..(udah kenal ya?) he he he
“jadi kapan kamu rencana datang ke Jakarta lagi?” Tanya Desty masih belum beranjak dari sebelahku, karena aku pun malas-malasan untuk segera mengantarkan dia masuk ke dalam gerbong.
“insya Allah bulan depan, untuk menyampaikan waktu kapan bapak dan ibuku akan datang buat melamar kamu. Ni minggu depan aku balik ke Banjaregara, aku akan minta orang tuaku mencari waktu yang tepat untuk datang ke rumahmu” kataku mantap.
“jangan kelamaan, tar aku bosen nunggunya” katanya..
Kami berdua berdiri dan segera menuju gerbong yang sesuai dengan yang ada di tiketnya. Kalo nggak sesuai, bisa di marahin petugas nantinya…he he he
Setelah dia duduk di kursi kereta yang lumayan empuk dan dingin, dia kembali menggenggam taganku. Aku tersenyum. Manis banget. Trus dia cium punggung tanganku. Aku pun mengelus kepalanya yang tertutup kerudung warna ungu itu.
“hati-hati ya, tar kasih kabar kalo dah nyampe. Salam buat mama sama bapak”
“iyah. Aku tunggu kamu di Jakarta ya…” kata desty sambil tersenyum.
Aku turun dari kereta, dan keretapun berangkat. Uh…jadi sepi, kayak ada yang hilang.
Dan bila akupun rindu,
pada nyamannya kecupmu,
pada hangatnya tawamu
Ku dendangkan dengan gitar,
lagu-lagu kesayangan,
sambil ku ingat, indah wajahmu
Sampai di kost, aku basah kuyup. Padahal nggak begitu jauh antara Stasiun denga tempat kost ku. Tapi karena hujanya yang kecentilan, tetep aja membuat aku basah sampai ke dalam-dalam. He he he
Malemnya, sebelum tidur, aku masih senyum-senyum sendiri inget beberapa hari yang lalu. Ketika dia baru datang dari Jakarta, trus aku kenalkan dengan orang tuaku, kakekku, trus aku ajak nyari salak di kebun belakang rumah, aku ajak jalan-jalan ke pinggir sungai serayu yang emang sangat dekat dengan rumahku, aku ajak dia ke pasar tradisional Banjarnegara untuk menikmati Dawet Ayu yang bener-bener asli, aku ajak nongkrong di Alun-alun kota
Banjarnegara menikmati Kupat Tahu Pak Mun, langgananku sejak aku duduk di bangku SMP 1 Banjarnagara, trus aku ajak menikmati Bakso di selatan Alun-alun, Mie Ongklok Pak Tugi dan lain-lain…pokoknya 2 hari ini cukup lah untuk menikmati kuliner yang ada di Banjaregara…
Karena nggak bisa tidur, aku buka handphone ku, trus aku putar MP3 nya. Aku cari lagu dan aku puter lagu kesayangan dari kami berdua.
“getaran di hatiku, yang haus akan, belaianmu….seperti saat dulu…saat-saat pertama….kau dekap dan kau kecup, bibir ini….”
Suara Fryda Luciana menyanyikan lagu “Rindu” mengalun pelan. Aku pejamkan mata dan bener-bener meresapi lagu itu…he he he, sayang di kost ku nggak ada gitar. Padahal kalo ada gitar, belum tentu pula aku bisa main nya…
Tunggulah aku, di Jakarta mu,
tempat labuhan, semua mimpiku
Tunggulah aku, di kota itu,
tempat labuhan, semua mimpiku
Hari ini, setelah dua tahun dari waktu itu, aku kembali mendengarkan lagu “rindu” dengan versi yang di nyanyikan oleh Agnes Monica. Feel nya lain, tapi nggak jelek. Tetep bagus. Cuma yang bagiku dan Desty paling terkesan adalah lagu yang Versi aslinya. Lebih sahdu.
Ah, sekarang aku sudah di Jakarta Sudah melabuhkan mimpi di lantai 7 gedung perkantoran di daerah Kuningan, Jakarta selatan.
Dan sekarang, aku sudah di tunggu istriku, Desty di kantornya. Hari ini janjian untuk pulang bareng…
Aduuuh, gara-gara asik nulis ini, jadi telat deh, jemput dia....
Pulang dulu ah….
011111