12 Oktober 2010

HAIROS WATER PARK MEDAN







Di tempat ini sekarang aku bekerja. sebelumnya aku nggak pernah membayangkan bakal kerja di tempat yang bener-bener jauh dari tempat lahirku. Pulau Sumatera...dulu sempat membayangkan betapa jauhnya. apalagi sumatera utara. tapi ternyata sekarang aku menghirup udara di sini.

berawal dari ajakan seorang temen, dan niat untuk memperbaiki nasib, dengan mendapat pekerjaan yang lebih menjanjikan, maka aku terima tawaran temenku untuk bergabung dengan timnya.

aku bergabung dalam sebuah perusahaan Konsultan Water Park yang mempunyai bendera "PT Plesirindo Kreatama". dan tugas pertamaku bersama tim ini menangani klien di Medan Sumatera Utara.

Hairos Water Park. itu nama tempatnya. alamatnya di Jl. Jamin Ginting km. 14,5, Pancur Batu, Medan, Sumatera Utara. disini aku duduk di bagian Promosi.

Hairos Water Park Medan, resmi di buka sejak tanggal 10 September. pas hari H Lebaran 1431 H. dengan menampilkan Hairos Festival. 10 hari pengunjung Hairos di hibur artis-artis dangdut dari ibukota. ada Fanny KDI, Ramez KDI, Putri Penelope dll..

ini foto-foto hairos water park:


untuk lebih jelas dan banyak foto-foto terbarunya, silahkan masuk saja ke :

www.hairoswaterpark.com
www.facebook.com/#!/hairoswaterpark

16 Juli 2010

BUJANG II


Sebelumnya, dalam tulisanku yang berjudul ’BUJANG’ tertulis.......


Lahir batin aku siap menikah...

Sumpah!!

Berbagai buku tentang pernikahan, tentang bagaimana jadi suami yang ideal sudah aku baca. Semua semata-mata untuk mempersiapkan mental ku. Dan sekarangpun aku sudah sangat-sangat siap menjadi suami ideal dan bertanggung jawab.

Gambaran menjadi suami, jadi imam dari istriku, gambaran tentang wanita hamil, anak kecil, rumah mungil tapi penuh kehangatan, sepertinya tiada henti menari-nari dalam setiap menjelang tidurku. Semua terasa betapa indahnya, betapa lucunya... dan itu akan terjadi beberapa saat nanti. Dalam waktu dekat ini.

Aku melihat diriku kini, betapa manis(narsis banget !!!) dan betapa miris, seorang lelaki berusia hampir 29 tahun, masih tetap aja bujang.

Tapi tenang saja, dalam waktu dekat kawan!! Sebentar lagi, di HP kalian akan muncul SMS,

”bapak ibu ku mau ”ngunduh mantu”, dateng ya, di rumahku!!!”


Sekarang usiaku sudah 29 tahun lebih 7 bulan. Dan tulisanku itu aku tulis sekitar setahun yang lalu. Tepatnya tanggal 28 April 2009. waktu itu aku masih sendiri. Masih jomblo. Jangankan calon istri, pacar saja masih belum jelas. Berbagai masalah yang hinggap pada waktu itu, seperti pertanyaan yang datang berulang-ulang ”kapan kawin?” yang sebenarnya aku sendiri tidak tahu harus menjawab apa, sekarang sudah lain.

Banyak sekali yang berubah setelah satu tahun berlalu. Mungkin hanya satu yang nggak berubah, aku tetep aja manis dan masih narsis...he he he. Yang jelas, selama setaun ini banyak sekali hal yang benar-benar awal dari kehidupan masa depanku. Dan akhirnya aku harus menentukan pilihan.

Hidup ini memang sebuah pilihan. Tapi kalau kita tidak segera menentukan pilihan, itupun akan menjadi masalah. disini aku akan menulis alasan-alasan dari apa yang aku pilih.


Aku memilih menikah di tahun 2010, karena aku merasa sudah waktunya aku menikah. Dulu aku pernah punya pikiran, usia paling ideal untuk menikah adalah di usia 27 tahun. Tapi tepas saat usiaku menginjak 27, ternyata berlalu begitu saja tanpa ada tanda-tanda segera menikah. Dan lewatlah angka 27. aku pernah membaca di sebuah buku (lupa apa judul bukunya) bahwa para tokoh-tokoh besar dunia, seperti Soekarno, JFK dll, di usia 27 adalah usia dimana mereka mengambil keputusan besar yang paling berpengaruh dalam hidupnya, bahkan berpengaruh bagi dunia.


Aku berkenalan dengan seorang wanita ’tangguh’ bernama Desty Ristiani pada akhir 2008. Hanya sebatas kenal. Namun pada sekitar Juli 2009, aku mencoba mengajukan penawaran kerja sama masa depan dengannya. Dan setelah di pertimbangkan sekitar bulan Agustus kita sepakat untuk menjalin kerja sama dalam bentuk hubungan kekasih.


Setelah beberapa bulan berlalu, melalui pemikiran yang panjang, seleksi alam yang ketat, dan berbagai pertimbangan, aku mulai membulatkan tekad, memperkuat niat, dan membakar semangat (he he he, apaan sih?) aku pun menentukan pilihan, Desty- lah yang akan aku jadikan Istri. Aku jadikan Nyonya Lulut Yekti Adi, aku jadikan sandaran hati (letto) aku jadikan belahan jiwa (Kla Project - DOT) aku jadikan ’Pujaan Hati’ (Five Minutes) aku jadiakan Wonder Woman (Mulan Jameela). Yang jelas aku ajak kedua orang tuaku untuk menyatroni kediaman bapaknya di Depok untuk meminta Desty Ristiani untuk jadi pendamping hidupku.


Aku memilih Desty sebagai istriku bukan tanpa alasan yang jelas. Bukan pula karena dikejar ’Dead Line”. Jujur saja saya ungkap di sini,sebelumnya ada lah beberapa kandidat sebagai calon istri. Semua aku amati visi dan misinya, keturunanya, kualitas otaknya dan lain-lain ..dalam bahasa jawa bobot,bibit,bebetnya....(cieee segitunya). Dengan seleksi yang ketat seketat celana bersepeda, akhirnya aku memilih yang berkualitas terbaik. Sebenernya pada intinya adalah, ”yang mau menerima keadaanku apa adanya, sepaket dengan keluargaku dan masa laluku”. Desty juga siap menjadi istri yang selalu nurut pada suami. Jadi terpilihlah dia sebagai istriku. Dan jang jelas aku nyaman menjalani semua dengan dia. nyaman banget malah.


Setelah acara lamaran dan menentukan hari, akupun menyiapkan segalanya. Aku memilih bulan Juli sebagai bulan baiknya, dan tanggal 5 sebagai hari baiknya. Maka untuk mas kawin saya menentukan uang sebesar Rp. 572.010,-. Sesuai tanggal,bulan dan tahun pernikahan. Yang jadi masalah sampe H-1, aku belum menemukan uang pecahan 10 rupiah. Sempet setres banget waktu itu. Tapi untungnya dapet juga.


Hari itu, hari Senin tepat tanggal 5 Juli 2010, jam 10.00 WID (waktu Indonesia bagian Depok), dengan menggenggam tangan bapak Ismail Rahman (bapaknya Desty) terucaplah ”saya terima nikah dan kwinnya, Desty Ristiani binti Ismail Rahman, dengan maskawin tersebut dibayar tunai !!!” . Lega sekali rasanya. Aku sudah jadi suami..... aku sudah bukan Bujang lagi !!


Acara yang di gelar di depok sangat simple, dan sederhana. Disitu tidak di temukan janur kuning, kursi pelaminan, buku tamu, orjen tunggal dll. Sesuai sekali dengan harapanku. Dari dulu aku pengen sebuah acara pernikahan yang simple. Yang hadirpun hanya terbatas keluarga dan orang-orang terdekat yang memang bisa hadir.


Untuk itu, dengan segenap kerendahan hati, aku dan juga Desty Ristiani istriku memohon berjuta-juta maaf dari teman, sahabat, dan saudara semua. Bukan ada maksud untuk melupakan kalian, sehingga tidak bisa memberi kabar atau mengundang untuk hadir dalam acara pernikahan. Semua semata-mata karena kami tidak ingin merepotkan, karena acara dilangsungkan dengan sederhana dan di laksanakan pada hari Senin. Kami berdua juga mengucapkan bermiliar-miliar terima kasih untuk doa dari teman-teman semua baik yang melaui Facebook maupun sms. Semoga doa kalian semua di kabulkan Allah, dan pahala yang terbaik juga menyertai kalian.


Saat ini aku menikmati sekali menjadi suami. Suami dari Desty Ristiani. Untuk sekarang dan selamanya. Alhamdulillah masa remaja sebagai BUJANG itu akhirnya berakhir sudah.


Terima kasih Allah, terima kasih Desty, kamu mau menjadi penerang dalam ”gelap malamku”


24 Mei 2010

jujurnya anak kita

Jujur dan spontan. Itulah sifat dasar anak-anak. Aku suka sekali melihat spontanitas anak-anak itu. Kadang lucu, kadang menjengkelkan, kadang membuat kita malu dan lain sebagainya. Tapi pada dasarnya semuanya menyenangkan. Dan apapun itu, aku memang di tuntut untuk selalu sabar menghadapinya.


TK & PLAYGROUP KREATIF PRIMAGAMA tempatku bekerja, merupakan TK yang berbasis Islami. Jadi setiap hari Jum’at merupakan Religion Day. Dari pagi hari, setelah anak-anak berbaris untuk menyanyi lagu Mars TK Primagama dan mengucapkan Ikrar Primakids, anak-anak masuk kelas untuk berdoa. Untuk anak Playgroup akan di kenalkan dengan doa-doa harian dan hadis-hadis pendek. Dalam belajar sholat untuk anak Playgroup hanya sebatas gerakan, belum dengan doa-doanya dan untuk wudhu nya belum menggunakan air sungguhan, hanya pura-pura saja. Sedangkan untuk anak TK, kita sudah ajarkan wudhu dengan air, dan gerakan sholat di sertai doanya.(Untuk gerakan dan bacaan sholat sendiri, sebagai acuan kami adalah buku ”Sifat Sholat Nabi” dari Al-Imam Al- Albani)


Pada suatu hari jum’at, aku sudah lupa tepatnya kapan, tapi kira-kira sekitar dua minggu yang lalu, seusai belajar sholat, seperti biasa aku ajarkan mereka untuk membaca istighfar, kemudian mengucap tahlil, tasbih, dan tahmid. Setelah itu aku menyuruh mereka berdoa kepada Allah. Doa apa aja. Aku ajarkan mereka untuk memohon dengan sungguh-sungguh kepada Allah.


Lucu-lucu doa mereka. Ada yang pengen pinter, ada yang minta sama Allah agar nanti mamanya mau membelikan mobil-mobilan. Di sini memang aku ajarkan untuk meminta segala seuatu hanya sama Allah. Tapi bukan untuk meminta barang. Bukan berdoa ” Ya Allah, berilah aku maninan” tapi di sini kalo anak-anak pengen mainan, aku ajarkan mereka berdoa ”Ya Allah, semoga mamaku mau membelikan aku mainan”. Aku selalu berkata, kalo mintanya sungguh-sungguh, Insya Allah pasti akan di beri. Lucu-lucu sekali ekspresi mereka dalam berdoa dan ingin menunjukkan kesungguh-sungguhanya.


Setelah selesai berdoa, seperti biasanya, aku adakan tanya jawab seputar ibadah. Misalnya ”siapa yang di rumah suka ikut mamanya atau papanya sholat?” mereka pada berebut bilang ”aku....!! aku..!! ” tapi tentu saja ada yang diam saja. Dan aku tanya satu-satu untuk mereka yang diam. dia menjawab “ aku nggak pernah sholat sama mama-papa, aku sholatnya sama ayah dan bunda. Aku nggak punya mama dan papa, tapi punya nya ayah dan bunda” he he he, anak-anak memang selalu begitu. Maka, pertanyaanku pun emang harus di ulang...”siapa yang di rumah suka sholat bareng mama-papa, ayah-bunda, atau ibu-bapak???” dan mereka hampir semuanya mengacungkan jari. Ada satu anak yang tidak mengacungkan jari. Akupun bertanya kenapa?. Jawabnya ” mama papa nggak pernah ngajakin aku sholat” aku hanya senyum dan berkata ”besok minta di ajak sholat ya....” muridku pun mengangguk semangat. Tiba-tiba ada yang nyeletuk ” aku kalo sholat cuma sama papa. Mamaku nggak pernah sholat. Kalo pagi-pagi, aku sama papa sholat Subuh. Mama nggak. Mamaku bangunnya siang sih” sekali lagi aku hanya tersenyum manis.


Nah, itulah spontanitas dan kejujuran anak-anak yang aku maksud tadi. Coba kita bayangkan kalo itu anak kita. Kita nggak pernah sholat, dan anak-anak kita cerita ke gurunya di sekolah kalo mamanya atau papanya pemalas. Nggak pernah sholat, bahkan bangunnya siang. Malu nggak? He he he...


Itulah makanya, buat mama-mama, bunda-bunda, ayah-ayah, papa-papa, bapak-bapak dan ibu-ibu semua, kita tidak boleh hanya mengandalkan bapak dan ibu guru di sekolah untuk mendidik anak kita, apalagi hal-hal yang sifatnya prinsip seperti sholat, dan baca Qur’an. Kita harus turun tangan secara langsung, yaitu dengan cara memberi contoh. Anak-anak akan lebih mudah belajar dengan cara mengikuti apa yang setiap hari mereka saksikan dan mereka lakukan.

Bagaimana anak-anak akan terbiasa sholat, kalo kita tidak pernah sholat?


-24052010-