01 November 2011

Tunggu Aku di Jakarta (terinpirasi dari tembang Sheila on 7)

Masih saja ku teringat,

kata iringi kau pergi,

jadikan sore itu satu janji

Kau akan setia untukku,

kembali untuk diriku,

mengingatku, walau aku jauh

Hari itu hari Minggu. Mendung menggelanyut manja di atas kota kecil yang benama Purwokerto, sebuah Kota di bawah kaki gunung Slamet yang begitu sejuk dan nyaman. Aku bersama si putih hitam Honda Astrea Grand keluaran tahun 1997, tengah menuju stasiun kereta api. Di belakangku duduk sambil memeluk perutku yang mulai membuncit, seseorang yang hari Sabtu kemaren barusan datang dari Ibu Kota Republik Indonesia, Jakarta ke rumahku di kota kecil sebelah timur purwokerto yang terkenal dengan Dawet Ayu nya, Banjarnegara. Ya , katanya sih, dia kekasihku. He he he. Kenalin, namanya Desty.

3 bulan yang lalu, kita baru aja jadian. Jadian melalui Facebook. Di kenalkan sama orang yang bernama Wiro Sableng Pendekar Kapak Maut Naga geni 212. Eh, malah senyam-senyum…serius nih….kalo aku certain di sini proses perkenalanya, jadinya kepanjangan…yang jelas, udah 3 bulan ini kita pacran. Aku sudah pernah datang ke rumahnya di Depok dengan menyampaikan niat baikku kepada bapaknya si cewek itu, untuk pacaran serius ama anaknya. Alhamdulillah di ACC. Masalahnya tampangku baik-baik dan keliatan sebagai laki-laki bertanggung jawab, manis, dan sayang pada mertua. hahahah

Ini adalah kedatangan Desty yang pertama, dengan maksud ingin aku kenalkan ke orang tuaku. Dan Alhamdulillah juga, di terima dengan tangan terbuka oleh orag tuaku. Mungkin orang tuaku dah bosen juga, liat ganti-ganti terus yang aku kenalkan sebagai calon istri..he he he

Mendung semakin menghitam, kala aku dah memasuki gerbang Stasiun Purwokerto. Aku parkir motor ku di depan cafĂ© Kindy Donuts. Jam menunjukkan pukul 17.45. masih ada waktu sekitar 45 menit lagi sampai kereta yang dari Solo Balapan datang. Tapi seperti kata Iwan Fals, biasanya, kereta terlambat dua jam, mungkin biasa…he he he

Aku ajak dia duduk di kursi panjang di dalem stasiun. Dan hujanpun turun…

Kita hanya diam, mungkin hati kita yang sedang ngobrol menggunakan telepati (Telephone Hati). Hanya sekali-sekali aja aku tatap wajah dia, dia tersenyum dan menampakkan matanya yang bullet lucu itu.

“setelah kamu aku kenalkan dengan keluargaku, tahu keadaanku, bahwa aku orang ndeso, dengan keluargaku yang rame dan agak kampungan, kamu masih boleh kok, berpikir ulang untuk menerimaku sebagai suamimu…” kataku pelan, diantara bunyi hujan.

Sekali lagi dia hanya menatap lucu ke arahku, sambil tersenyum

“aku udah mantep kok.” Jawabnya singkat. Dia kembali menatap lurus ke orang-orang yang jualan minuman dan makanan di sebrang rel…laper kali dia ya…he he he

Akupun sempat janjikan,

ku kayuh semua mimpiku,

ku labuh tepat di kotamu

Dan kaupun s’lalu janjikan,

kau ‘kan menunggu ku datang,

bersatu kembali seperti dulu

Keretanya datang. Lumayan tepat waktu sih. Biasanya orang-orang sangat kecewa kalo kereta datang terlambat, tapi kali ini lain cerita. Sebelumnya aku berharap, keretanya terlambat, barag sejam dua jam. Biar aku bisa merasakan lebih lama lagi, duduk bersama dia. Desty namanya..(udah kenal ya?) he he he

“jadi kapan kamu rencana datang ke Jakarta lagi?” Tanya Desty masih belum beranjak dari sebelahku, karena aku pun malas-malasan untuk segera mengantarkan dia masuk ke dalam gerbong.

“insya Allah bulan depan, untuk menyampaikan waktu kapan bapak dan ibuku akan datang buat melamar kamu. Ni minggu depan aku balik ke Banjaregara, aku akan minta orang tuaku mencari waktu yang tepat untuk datang ke rumahmu” kataku mantap.

“jangan kelamaan, tar aku bosen nunggunya” katanya..

Kami berdua berdiri dan segera menuju gerbong yang sesuai dengan yang ada di tiketnya. Kalo nggak sesuai, bisa di marahin petugas nantinya…he he he

Setelah dia duduk di kursi kereta yang lumayan empuk dan dingin, dia kembali menggenggam taganku. Aku tersenyum. Manis banget. Trus dia cium punggung tanganku. Aku pun mengelus kepalanya yang tertutup kerudung warna ungu itu.

“hati-hati ya, tar kasih kabar kalo dah nyampe. Salam buat mama sama bapak”

“iyah. Aku tunggu kamu di Jakarta ya…” kata desty sambil tersenyum.

Aku turun dari kereta, dan keretapun berangkat. Uh…jadi sepi, kayak ada yang hilang.

Dan bila akupun rindu,

pada nyamannya kecupmu,

pada hangatnya tawamu

Ku dendangkan dengan gitar,

lagu-lagu kesayangan,

sambil ku ingat, indah wajahmu

Sampai di kost, aku basah kuyup. Padahal nggak begitu jauh antara Stasiun denga tempat kost ku. Tapi karena hujanya yang kecentilan, tetep aja membuat aku basah sampai ke dalam-dalam. He he he

Malemnya, sebelum tidur, aku masih senyum-senyum sendiri inget beberapa hari yang lalu. Ketika dia baru datang dari Jakarta, trus aku kenalkan dengan orang tuaku, kakekku, trus aku ajak nyari salak di kebun belakang rumah, aku ajak jalan-jalan ke pinggir sungai serayu yang emang sangat dekat dengan rumahku, aku ajak dia ke pasar tradisional Banjarnegara untuk menikmati Dawet Ayu yang bener-bener asli, aku ajak nongkrong di Alun-alun kota

Banjarnegara menikmati Kupat Tahu Pak Mun, langgananku sejak aku duduk di bangku SMP 1 Banjarnagara, trus aku ajak menikmati Bakso di selatan Alun-alun, Mie Ongklok Pak Tugi dan lain-lain…pokoknya 2 hari ini cukup lah untuk menikmati kuliner yang ada di Banjaregara…

Karena nggak bisa tidur, aku buka handphone ku, trus aku putar MP3 nya. Aku cari lagu dan aku puter lagu kesayangan dari kami berdua.

“getaran di hatiku, yang haus akan, belaianmu….seperti saat dulu…saat-saat pertama….kau dekap dan kau kecup, bibir ini….”

Suara Fryda Luciana menyanyikan lagu “Rindu” mengalun pelan. Aku pejamkan mata dan bener-bener meresapi lagu itu…he he he, sayang di kost ku nggak ada gitar. Padahal kalo ada gitar, belum tentu pula aku bisa main nya…

Tunggulah aku, di Jakarta mu,

tempat labuhan, semua mimpiku

Tunggulah aku, di kota itu,

tempat labuhan, semua mimpiku

Hari ini, setelah dua tahun dari waktu itu, aku kembali mendengarkan lagu “rindu” dengan versi yang di nyanyikan oleh Agnes Monica. Feel nya lain, tapi nggak jelek. Tetep bagus. Cuma yang bagiku dan Desty paling terkesan adalah lagu yang Versi aslinya. Lebih sahdu.

Ah, sekarang aku sudah di Jakarta Sudah melabuhkan mimpi di lantai 7 gedung perkantoran di daerah Kuningan, Jakarta selatan.

Dan sekarang, aku sudah di tunggu istriku, Desty di kantornya. Hari ini janjian untuk pulang bareng…

Aduuuh, gara-gara asik nulis ini, jadi telat deh, jemput dia....

Pulang dulu ah….

011111

07 Juli 2011

AKU & CLARK KENT

Dari waktu aku kecil dulu, saat duduk di bangku Sekolah Dasar, aku memang sudah punya hobby membaca. Begitu aku bisa membaca, walaupun dengan mengeja per-suku kata, dimanapun ada tulisan selalu berusaha aku baca. Billboard iklan, spanduk, koran, tulisan di kaos orang atau apapun selalu berusaha aku baca. Hasilnya kelas 1 SD Alhamdulillah aku udah mulai lancar membaca. Kebetulan orangtuaku yang bermata pencaharian sebagai Guru SD, sangat mendukung aksi suka membacaku. Diantaranya suka membelikan aku buku-buku cerita dan komik-komik. Bukanlah komik Doraemon, kobo chan, kariage kun, kungfu boy ataupun Dragonball yang mereka belikan untukku, (karena waktu itu memang belum ada atau belum populer di kalangan orang desa sepertiku), tapi komik Gareng Petruk yang mereka belikan. Aku suka sekali membaca komik tipis karya Tatang S. Tersebut. Ceritanya simpel, tapi lucu. Sering juga menceritakan kepahlawanan si Petruk, hingga mereka sering di sebut pahlawan dari Tumaritis. Kadang juga menceritakan hantu-hantu gitu deh...he he he. Lucu lah pokoknya.



Waktu kecil aku sudah mandi pakai sabun Lifeboui. (bukan iklan lho!!!). nah, waktu itu, lupa tahun berapa, kalo nggak salah setiap beli sabun Lifeboui mendapatkan hadiah komik. Judulnya Superman. Dari situ, aku jadi ngumpulin komik-komik Superman. Aku suka sekali bacanya. Memang jaman segitu tokoh superhero Superman belum begitu populer, tapi aku sudah mulai ngefans berat sama Pahlawan berbaju biru dengan celana dalam merah salah pakai itu. Aku mulai mengenal dia lebih dekat. Mulai tahu bagaimana keseharianya, mulai tau siapa bapaknya, siapa ibunya, dan darimana dia berasal.




Saat aku duduk di kelas 5 SD, di TVRI ada serial yang samapai sekarang aku tidak bisa lupakan. Judul serial itu adalah ”Superboy”. Dulu aku berpikir, Superboy adalah adiknya Superman, karena menurutku masih asing mendengar nama Superboy. Tapi lama-lama aku jadi tahu, kalau Superboy adalah menceritakan tentang Superman di masa muda nya. Dalam serial itu, di ceritakan Clark Kent masih tinggal di desa Smallville, dan sekolah di SMA. Bapaknya, Jhonatan Kent diceritakan masih hidup. Superboy selalu muncul di saat ada kejahatan. Dialah pembela kebenaran. Sampai dengan kelas 1 SMP serial Superboy akhirnya hilang. Akupun tak tahu bagaimana akhir ceritanya.




Kecintaanku akan sosok superhero itu tak lekang oleh waktu. (cieeee mulai deh, lebay...). aku mulai suka ngumpulin pernik-pernik tentang Superman. Logo ”S” di dada superman pun udah hapal di luar kepala aku menggambarnya. Sampai aku kuliah, aku semakin ngefans sama alien dari planet cripton itu. Celana dalam ku pun rata-rata berwarna merah (he he he, nggak ding). Tahun 2004 sudah terdengar kabar akan di buatnya film Superman terbaru. Akupun tak sabar menunggunya. Kabar-kabar tentang pembuatan film tersebut telah menyita perhatianku. Dan ternyata baru bulan Juni tahun 2006, Film SUPERMAN RETURN di puter di bioskop. Aku nonton sampe 3 kali. Dan selalu ketiduran di bioskop...he he he



Ternyata kegemaranku dengan sosok pahlawan bermantel merah itu terus berlangsung. Sampai saat ini. Ya..sampai aku berumur 28 tahun. Aku mengoleksi DVD serial Smallville. Bajakan sih, Tapi gak papa lah, yang penting punya dan beli. Bukan nyolong.





Serial Smallville aku ikuti terus, season demi season. Dalam cerita Smallville memang agak berbeda dengan cerita asli superman. Diantaranya ternyata masa muda Clrark Kent, dia bersahabat dengan Lex Luthor yang notabene akan menjadi musuh bebuyutan Superman. Di Smallville juga muncul tokoh-tokoh baru yang belum pernah terdengar namanya, seperti Cloe, Green Arrow (Oliver Queen), dll.

Bagiku, sinetron eh maksudnya Serial Smallville sarat dengan makna, yang banyak banget bisa kita jadikan teladan. Di situ di ajarkan bagaimana caranya menghormati dan mencintai orang tua, walaupun bukan orang tua kandung. Cinta Clark Kent (yang merupakan bukan manusia /makhluk asing) terhadap orang tua angkatnya, ternyata tidak berbeda bahkan lebih daripada manusia. Disitu digambarkan Lex Luthor yang anak kandung dari Lionel Luthor juga terasa kurang menghormati ayahnya sendiri. Di Smallville juga di ajarkan makna persahabatan, cinta dan saling menjaga rahasia.




Akhirnya di tahun 2011, cerita Smallville tamat juga di season ke 10. 10 tahun sudah aku mengikuti serial ini. Sedih juga rasanya. Tapi kalo di lanjutkan lagi, ntar malah jadi kemana-mana ceritanya, seperti cinta fitri.

Kecintaanku pada Superman, menjadikan adanya ikatan batin antara kami berdua, (aku dan Clark Kent)he he he, jadi mohon jangan sirik kalo melihatku lama-lama jadi mirip ama Clark Kent. Terutama kaca matanya. Hahahhahaha

Sekarang aku sedang menunggu SUPERMAN Movie – Man Of Steel. Katanya akan di rilis tahun 2012.

27 Maret 2011

betapa ku bersyukur.....

Alhamdulillah...

Itu kata yang tak pernah henti-hentinya keluar dari lubuk sanubariku. Dalam setiap helaan nafasku aku berusaha untuk terus mengucap kata syukur itu kepada Gusti Allah SWT.

Alhamdulillah..

Setelah sekian lamanya aku tidak nulis “notes di Facebook”, sore ini sambil mendengarkan gemericik air yang jatuh ke kolam pemancingan depan rumah kontrakan mungilku, perasaanku terbawa sampai di atas keyboard ini.

Rumah kontrakan mungil ini buatku adalah salah satu bukti bahwa Allah SWT telah mengatur hidupku dengan cara-Nya yang misterius. Allah SWT selalu menolongku disaat tidak ada lagi orang yang sanggup menolongku. Memang, hidup ini mesti ingat pada kalimat yang pernah aku dengar pada suatu ceramah salat jumat beberapa waktu yang lalu. Sederhana saja, Hasbibunallah, cukuplah Allah SWT penolong bagiku. Bukan serba kebetulan, tapi Allah memang sudah mengaturnya dengan sangat-sangat cantik.

Keberadaanku sekarang ini, disini, juga pastinya tidak lepas dari rencana Allah yang aku yakin nantinyapun akan berakhir sangat indah. Amiin...

Teramat banyak hal yang harus aku syukuri dari kehidupan “dewasa” ku. Setelah aku menyadari bahwa dalam hal-hal tersulit, pertolongan Allah selalu datang dari arah yang tak pernah kita duga. Bahkan aku terkadang teramat malu, karena pertolongan Allah tetap saja datang, bahkan disaat aku menjauhiNya. Disaat aku lebih banyak berkongsi dengan kemaksiatan, tanpa sengaja menceburkan diri dalam kubangan dosa ataupun enggan mengingat Dia selagi aku lebih akrab dengan hal duniawi, lalu kemudian aku terjatuh, Allah SWT selalu menolongku, lagi-lagi dengan cara-Nya yang selalu misterius.

Aku masih ingat hal terburuk yang pernah kualami dalam hidupku. Kala itu aku masih kuliah ketika aku dan dua orang temanku mencicipi dunia wirausaha. Ya, kami membuka sebuah usaha yang... yah bisa dibilang waktu itu sudah mencapai kata ”sukses”. Namun akibat keserakahan kami dan kesalahan manajemen, usaha itu hancur lebur dan mengantarkanku beserta dua orang temanku ke dalam jurang yang bernama “hutang”. Saat itu aku berpikir mungkin akhir cerita hidupku akan berlabuh di penjara. Tapi Allah punya rencana lain. Dia memberi pertolongan lewat bantuan dari orang tua dan saudaraku. Syukur Alhamdulillah, masalah itu dapat terpecahkan.

Masih di jaman kuliah, aku juga pernah terancam D.O(Drop Out) dari fakultas tempatku mengejar gelar sarjana. Setelah 15 semester tidak lulus-lulus juga, agaknya Pak Rektor mulai bosan dengan keberadaan “angkatan masa lalu”, maka Beliau memberikan warning kepada para mahasiswa angkatan “jadul” untuk segera menyelesaikan kuliahnya. Saat itu, aku juga berpikir aku tidak bakal bisa lulus, melihat Tugas Akhirku teramat berat. Namun rupanya Allah SWT memang berkehendak menjadikanku seorang dengan gelar sarjana di belakang namanya. Maka dengan segenap kekuatan dan doa, penuh rasa syukur akhirnya dibelakang namaku tertera tulisan “, S.Pd”.

Saat itu aku berpikir, dalam hal sekolah aku tidak bisa membanggakan orang tua, selagi kuliah pun aku mengecewakan orang tua, walau akhirnya lulus juga. Dalam urusan kerjaan yang tadinya aku bermaksud untuk mandiri dengan berwirausaha, ehh malah akhirnya merepotkan orang tua. Aku malu. Betapa aku ingin membanggakan orang tuaku. Satu-satunya kesempatan, maka aku harus mendapat jodoh yang seperti diinginkan orang tuaku.

Sambil menunggu jodoh itu datang, Allah menata kembali hidupku kepada jalur yang semestinya. Aku mendapatkan kerjaan yang sangat nyaman sebagai kepala sekolah TK & Playgroup Primagama. Kerjaan yang bener-bener membuatku selalu tersenyum ditengah keceriaan anak-anak. Aku menyadari betul, betapa aku mencintai dunia anak-anak. Satu setengah tahun aku menjadi kepala sekolah TK Primagama cabang Pamulang, untuk selanjutnya aku pindah ke TK Primagama cabang Purwokerto. Kota ternyaman di dunia menurutku. Alhamdulillah, aku masih dipercaya sebagai kepala sekolah disana.

Pada waktu yang benar-benar tepat, Allah SWT akhirnya mempertemukan aku dengan jodohku. Jodoh seperti yang aku harapkan. Seperti juga yang orang tuaku harapkan. Aku sangat gembira ketika pada bulan Juli akhirnya aku menikahinya. Aku melihat tetes air mata kebahagiaan dari mata ibuku. Dan itu juga kebahagiaan hatiku yang tidak bisa aku lukiskan.

Mulai saat itu, aku telah di hadapkan dengan tanggung jawab sebagai seorang suami, yang harus menafkahi istriku. Satu hal yang sangat mengganggu bagiku, bagi kami berdua tentunya, adalah jarak yang terbentang antara aku dan istriku. Aku di Purwokerto sedangkan istriku di Depok, karena dia tetap harus kerja di Jakarta. Kendati demikian aku selalu meyakinkan diriku sendiri bahwa suatu saat, Allah pasti menyatukan kita dalam satu rumah.. Keyakinan itu pula yang selalu aku tularkan pada benak istriku semata-mata agar dia tabah dan sabar menunggu sampai Allah SWT mempersatukan kami

Aku sangat mencintai pekerjaanku sebagai kepala sekolah TK Primagama. Namun setelah perubahan statusku dari lajang menjadi suami orang, pekerjaan ini ternyata cukup membuatku sedikit terengah-engah. Hingga suatu hari ada seorang sahabat yang menawarkan sebuah pekerjaan dengan pendapatan yang cukup untuk menghidupi aku dan istriku, maka dengan sangat berat hati aku harus meninggalkan pekerjaan yang nyaman itu. Aku menganggap, bahwa janji Allah yang menyatakan bahwa setelah menikah pasti akan ada banyal rezeki, maka aku menganggap itulah rezeki pernikahan.

Walaupun masih harus menjalani pernikahan jarak jauh karena pekerjaanku dalam tim project konsultan manajemen waterpark mengharuskanku untuk tinggal di kota Medan, namun setidaknya, aku bisa menghidupi dua dapur, dapurku sendiri di kota medan dan juga dapur istriku disana. Sampai akhirnya, 6 bulan kemudian project itupun selesai.

Sambil menunggu Project selanjutnya, aku menghabiskan waktu bersama istriku dan di rumah orang tuaku. Tak henti-hentinya aku dan istriku tetap selalu berdoa agar kita di satukan dalam satu rumah. Ternyata bagaimanapun juga hidup berumah tangga dengan dua dapur, tetap menjadi beban teramat berat bagi kita.

Seperti di awal tadi, ternyata Allah telah mempersiapkan jawaban segala doaku dan doa istriku selama ini. Saat aku sedang menunggu project selanjutnya, tiba-tiba aku di hubungi lagi oleh mantan atasanku waktu aku masih jadi kepala sekolah TK Primagama di Pamulang. Aku dimintai bantuan untuk mengurus TK lagi. Dengan pertimbangan “asal bisa dekat dan tinggal bersama-sama dengan istriku”, maka tawar menawar angka untuk membeli sesuap nasi untuk istri dan anakku (kelak) pun terjadi, hingga akhirnya menghasilkan sebuah keputusan.

Syukur Alhamdulillah, aku mulai kerja di awal bulan Maret ini. Dan aku merasa kembali ke duniaku, dunia anak—anak. Dunia yang pernah membuatku merasa nyaman. Dan yang paling penting, setiap hari aku bisa menatap wajah istriku menjelang dia tertidur. Itu yang membuatku tak pernah berhenti bersyukur.

Saat ini, semata-mata aku hanya menjalankan kewajibanku sebagai seorang kepala keluarga untuk mencari nafkah yang halal untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga. Itu saja. Dan aku menyadari dengan amat sangat bahwa di depan sana banyak sekali masalah-masalah lain yang bakal menghadang nantinya. Tapi sampai detik ini, dan sampai nafasku berakhir nanti, aku masih tetap percaya bahwa Allah telah mempersiapkan semua jawaban dan akhir yang pasti membahagiakan.

Ya Allah, lancarkanlah segala urusan. Lancarkanlah Rejeki keluarga kami....dan berilah jalan keluar terbaik untuk segala masalah....Amiin...Amiin...ya Robbal ‘Alamiin.....

12 Oktober 2010

HAIROS WATER PARK MEDAN







Di tempat ini sekarang aku bekerja. sebelumnya aku nggak pernah membayangkan bakal kerja di tempat yang bener-bener jauh dari tempat lahirku. Pulau Sumatera...dulu sempat membayangkan betapa jauhnya. apalagi sumatera utara. tapi ternyata sekarang aku menghirup udara di sini.

berawal dari ajakan seorang temen, dan niat untuk memperbaiki nasib, dengan mendapat pekerjaan yang lebih menjanjikan, maka aku terima tawaran temenku untuk bergabung dengan timnya.

aku bergabung dalam sebuah perusahaan Konsultan Water Park yang mempunyai bendera "PT Plesirindo Kreatama". dan tugas pertamaku bersama tim ini menangani klien di Medan Sumatera Utara.

Hairos Water Park. itu nama tempatnya. alamatnya di Jl. Jamin Ginting km. 14,5, Pancur Batu, Medan, Sumatera Utara. disini aku duduk di bagian Promosi.

Hairos Water Park Medan, resmi di buka sejak tanggal 10 September. pas hari H Lebaran 1431 H. dengan menampilkan Hairos Festival. 10 hari pengunjung Hairos di hibur artis-artis dangdut dari ibukota. ada Fanny KDI, Ramez KDI, Putri Penelope dll..

ini foto-foto hairos water park:


untuk lebih jelas dan banyak foto-foto terbarunya, silahkan masuk saja ke :

www.hairoswaterpark.com
www.facebook.com/#!/hairoswaterpark

16 Juli 2010

BUJANG II


Sebelumnya, dalam tulisanku yang berjudul ’BUJANG’ tertulis.......


Lahir batin aku siap menikah...

Sumpah!!

Berbagai buku tentang pernikahan, tentang bagaimana jadi suami yang ideal sudah aku baca. Semua semata-mata untuk mempersiapkan mental ku. Dan sekarangpun aku sudah sangat-sangat siap menjadi suami ideal dan bertanggung jawab.

Gambaran menjadi suami, jadi imam dari istriku, gambaran tentang wanita hamil, anak kecil, rumah mungil tapi penuh kehangatan, sepertinya tiada henti menari-nari dalam setiap menjelang tidurku. Semua terasa betapa indahnya, betapa lucunya... dan itu akan terjadi beberapa saat nanti. Dalam waktu dekat ini.

Aku melihat diriku kini, betapa manis(narsis banget !!!) dan betapa miris, seorang lelaki berusia hampir 29 tahun, masih tetap aja bujang.

Tapi tenang saja, dalam waktu dekat kawan!! Sebentar lagi, di HP kalian akan muncul SMS,

”bapak ibu ku mau ”ngunduh mantu”, dateng ya, di rumahku!!!”


Sekarang usiaku sudah 29 tahun lebih 7 bulan. Dan tulisanku itu aku tulis sekitar setahun yang lalu. Tepatnya tanggal 28 April 2009. waktu itu aku masih sendiri. Masih jomblo. Jangankan calon istri, pacar saja masih belum jelas. Berbagai masalah yang hinggap pada waktu itu, seperti pertanyaan yang datang berulang-ulang ”kapan kawin?” yang sebenarnya aku sendiri tidak tahu harus menjawab apa, sekarang sudah lain.

Banyak sekali yang berubah setelah satu tahun berlalu. Mungkin hanya satu yang nggak berubah, aku tetep aja manis dan masih narsis...he he he. Yang jelas, selama setaun ini banyak sekali hal yang benar-benar awal dari kehidupan masa depanku. Dan akhirnya aku harus menentukan pilihan.

Hidup ini memang sebuah pilihan. Tapi kalau kita tidak segera menentukan pilihan, itupun akan menjadi masalah. disini aku akan menulis alasan-alasan dari apa yang aku pilih.


Aku memilih menikah di tahun 2010, karena aku merasa sudah waktunya aku menikah. Dulu aku pernah punya pikiran, usia paling ideal untuk menikah adalah di usia 27 tahun. Tapi tepas saat usiaku menginjak 27, ternyata berlalu begitu saja tanpa ada tanda-tanda segera menikah. Dan lewatlah angka 27. aku pernah membaca di sebuah buku (lupa apa judul bukunya) bahwa para tokoh-tokoh besar dunia, seperti Soekarno, JFK dll, di usia 27 adalah usia dimana mereka mengambil keputusan besar yang paling berpengaruh dalam hidupnya, bahkan berpengaruh bagi dunia.


Aku berkenalan dengan seorang wanita ’tangguh’ bernama Desty Ristiani pada akhir 2008. Hanya sebatas kenal. Namun pada sekitar Juli 2009, aku mencoba mengajukan penawaran kerja sama masa depan dengannya. Dan setelah di pertimbangkan sekitar bulan Agustus kita sepakat untuk menjalin kerja sama dalam bentuk hubungan kekasih.


Setelah beberapa bulan berlalu, melalui pemikiran yang panjang, seleksi alam yang ketat, dan berbagai pertimbangan, aku mulai membulatkan tekad, memperkuat niat, dan membakar semangat (he he he, apaan sih?) aku pun menentukan pilihan, Desty- lah yang akan aku jadikan Istri. Aku jadikan Nyonya Lulut Yekti Adi, aku jadikan sandaran hati (letto) aku jadikan belahan jiwa (Kla Project - DOT) aku jadikan ’Pujaan Hati’ (Five Minutes) aku jadiakan Wonder Woman (Mulan Jameela). Yang jelas aku ajak kedua orang tuaku untuk menyatroni kediaman bapaknya di Depok untuk meminta Desty Ristiani untuk jadi pendamping hidupku.


Aku memilih Desty sebagai istriku bukan tanpa alasan yang jelas. Bukan pula karena dikejar ’Dead Line”. Jujur saja saya ungkap di sini,sebelumnya ada lah beberapa kandidat sebagai calon istri. Semua aku amati visi dan misinya, keturunanya, kualitas otaknya dan lain-lain ..dalam bahasa jawa bobot,bibit,bebetnya....(cieee segitunya). Dengan seleksi yang ketat seketat celana bersepeda, akhirnya aku memilih yang berkualitas terbaik. Sebenernya pada intinya adalah, ”yang mau menerima keadaanku apa adanya, sepaket dengan keluargaku dan masa laluku”. Desty juga siap menjadi istri yang selalu nurut pada suami. Jadi terpilihlah dia sebagai istriku. Dan jang jelas aku nyaman menjalani semua dengan dia. nyaman banget malah.


Setelah acara lamaran dan menentukan hari, akupun menyiapkan segalanya. Aku memilih bulan Juli sebagai bulan baiknya, dan tanggal 5 sebagai hari baiknya. Maka untuk mas kawin saya menentukan uang sebesar Rp. 572.010,-. Sesuai tanggal,bulan dan tahun pernikahan. Yang jadi masalah sampe H-1, aku belum menemukan uang pecahan 10 rupiah. Sempet setres banget waktu itu. Tapi untungnya dapet juga.


Hari itu, hari Senin tepat tanggal 5 Juli 2010, jam 10.00 WID (waktu Indonesia bagian Depok), dengan menggenggam tangan bapak Ismail Rahman (bapaknya Desty) terucaplah ”saya terima nikah dan kwinnya, Desty Ristiani binti Ismail Rahman, dengan maskawin tersebut dibayar tunai !!!” . Lega sekali rasanya. Aku sudah jadi suami..... aku sudah bukan Bujang lagi !!


Acara yang di gelar di depok sangat simple, dan sederhana. Disitu tidak di temukan janur kuning, kursi pelaminan, buku tamu, orjen tunggal dll. Sesuai sekali dengan harapanku. Dari dulu aku pengen sebuah acara pernikahan yang simple. Yang hadirpun hanya terbatas keluarga dan orang-orang terdekat yang memang bisa hadir.


Untuk itu, dengan segenap kerendahan hati, aku dan juga Desty Ristiani istriku memohon berjuta-juta maaf dari teman, sahabat, dan saudara semua. Bukan ada maksud untuk melupakan kalian, sehingga tidak bisa memberi kabar atau mengundang untuk hadir dalam acara pernikahan. Semua semata-mata karena kami tidak ingin merepotkan, karena acara dilangsungkan dengan sederhana dan di laksanakan pada hari Senin. Kami berdua juga mengucapkan bermiliar-miliar terima kasih untuk doa dari teman-teman semua baik yang melaui Facebook maupun sms. Semoga doa kalian semua di kabulkan Allah, dan pahala yang terbaik juga menyertai kalian.


Saat ini aku menikmati sekali menjadi suami. Suami dari Desty Ristiani. Untuk sekarang dan selamanya. Alhamdulillah masa remaja sebagai BUJANG itu akhirnya berakhir sudah.


Terima kasih Allah, terima kasih Desty, kamu mau menjadi penerang dalam ”gelap malamku”


24 Mei 2010

jujurnya anak kita

Jujur dan spontan. Itulah sifat dasar anak-anak. Aku suka sekali melihat spontanitas anak-anak itu. Kadang lucu, kadang menjengkelkan, kadang membuat kita malu dan lain sebagainya. Tapi pada dasarnya semuanya menyenangkan. Dan apapun itu, aku memang di tuntut untuk selalu sabar menghadapinya.


TK & PLAYGROUP KREATIF PRIMAGAMA tempatku bekerja, merupakan TK yang berbasis Islami. Jadi setiap hari Jum’at merupakan Religion Day. Dari pagi hari, setelah anak-anak berbaris untuk menyanyi lagu Mars TK Primagama dan mengucapkan Ikrar Primakids, anak-anak masuk kelas untuk berdoa. Untuk anak Playgroup akan di kenalkan dengan doa-doa harian dan hadis-hadis pendek. Dalam belajar sholat untuk anak Playgroup hanya sebatas gerakan, belum dengan doa-doanya dan untuk wudhu nya belum menggunakan air sungguhan, hanya pura-pura saja. Sedangkan untuk anak TK, kita sudah ajarkan wudhu dengan air, dan gerakan sholat di sertai doanya.(Untuk gerakan dan bacaan sholat sendiri, sebagai acuan kami adalah buku ”Sifat Sholat Nabi” dari Al-Imam Al- Albani)


Pada suatu hari jum’at, aku sudah lupa tepatnya kapan, tapi kira-kira sekitar dua minggu yang lalu, seusai belajar sholat, seperti biasa aku ajarkan mereka untuk membaca istighfar, kemudian mengucap tahlil, tasbih, dan tahmid. Setelah itu aku menyuruh mereka berdoa kepada Allah. Doa apa aja. Aku ajarkan mereka untuk memohon dengan sungguh-sungguh kepada Allah.


Lucu-lucu doa mereka. Ada yang pengen pinter, ada yang minta sama Allah agar nanti mamanya mau membelikan mobil-mobilan. Di sini memang aku ajarkan untuk meminta segala seuatu hanya sama Allah. Tapi bukan untuk meminta barang. Bukan berdoa ” Ya Allah, berilah aku maninan” tapi di sini kalo anak-anak pengen mainan, aku ajarkan mereka berdoa ”Ya Allah, semoga mamaku mau membelikan aku mainan”. Aku selalu berkata, kalo mintanya sungguh-sungguh, Insya Allah pasti akan di beri. Lucu-lucu sekali ekspresi mereka dalam berdoa dan ingin menunjukkan kesungguh-sungguhanya.


Setelah selesai berdoa, seperti biasanya, aku adakan tanya jawab seputar ibadah. Misalnya ”siapa yang di rumah suka ikut mamanya atau papanya sholat?” mereka pada berebut bilang ”aku....!! aku..!! ” tapi tentu saja ada yang diam saja. Dan aku tanya satu-satu untuk mereka yang diam. dia menjawab “ aku nggak pernah sholat sama mama-papa, aku sholatnya sama ayah dan bunda. Aku nggak punya mama dan papa, tapi punya nya ayah dan bunda” he he he, anak-anak memang selalu begitu. Maka, pertanyaanku pun emang harus di ulang...”siapa yang di rumah suka sholat bareng mama-papa, ayah-bunda, atau ibu-bapak???” dan mereka hampir semuanya mengacungkan jari. Ada satu anak yang tidak mengacungkan jari. Akupun bertanya kenapa?. Jawabnya ” mama papa nggak pernah ngajakin aku sholat” aku hanya senyum dan berkata ”besok minta di ajak sholat ya....” muridku pun mengangguk semangat. Tiba-tiba ada yang nyeletuk ” aku kalo sholat cuma sama papa. Mamaku nggak pernah sholat. Kalo pagi-pagi, aku sama papa sholat Subuh. Mama nggak. Mamaku bangunnya siang sih” sekali lagi aku hanya tersenyum manis.


Nah, itulah spontanitas dan kejujuran anak-anak yang aku maksud tadi. Coba kita bayangkan kalo itu anak kita. Kita nggak pernah sholat, dan anak-anak kita cerita ke gurunya di sekolah kalo mamanya atau papanya pemalas. Nggak pernah sholat, bahkan bangunnya siang. Malu nggak? He he he...


Itulah makanya, buat mama-mama, bunda-bunda, ayah-ayah, papa-papa, bapak-bapak dan ibu-ibu semua, kita tidak boleh hanya mengandalkan bapak dan ibu guru di sekolah untuk mendidik anak kita, apalagi hal-hal yang sifatnya prinsip seperti sholat, dan baca Qur’an. Kita harus turun tangan secara langsung, yaitu dengan cara memberi contoh. Anak-anak akan lebih mudah belajar dengan cara mengikuti apa yang setiap hari mereka saksikan dan mereka lakukan.

Bagaimana anak-anak akan terbiasa sholat, kalo kita tidak pernah sholat?


-24052010-

06 Oktober 2009

namanya ADAM...

Namanya Adam. Keren ya? Dia sahabatku waktu SMA. Orangnya gagah,ganteng, tinggi, putih, pinter sepak bola dan supel. Sifat supel nya itu yang bikin banyak cewek suka ama dia. Apa lagi dia orangnya tajir. Aku aja kadang suka berpikir “betapa enaknya jadi seorang Adam. Begitu sempurna hidupnya”. Walau tidak satu sekolah dengan aku, tapi sepulang sekolah kita sering banget jalan bareng. Dia banyak memberiku pelajaran tentang cinta. (hmmmmm…) tapi kalo sekarang kayaknya pinter aku deh. Walaupun tidak ganteng, tapi kan aku manis…..

Aku kuliah di Semarang, dan adam kuliah di Surabaya. Kita tetep komunikasi, dan kalo lebaran kita masih sering ketemu. Tahun 2006, aku terakhir ketemu dengan Adam saat masih kondisi normal. (lho!!) iya, sekarang Adam memang sudah tidak normal lagi.

Ceritanya begini….

Suatu sore di tahun 2008, (aku sudah kerja di Pamulang) aku dapet telepon dari Solo. Dan ternyata dari ibu nya Adam. Aku kaget juga, tumben banget ibu nya Adam telphon aku. Alangkah kagetnya ketika dia menceritakan kalo Adam baru kecelakaan. Dan akibat kecelakaan itu mengharuskan dia merelakan satu kakinya sebatas lutut untuk di amputasi. (ooouuuhhhhhhh!!!) ibu Adam menceritakan, sejak kecelakaan itu, hidup Adam seperti sudah berakhir. Dia hanya di kamar aja, gak pernah mau komunikasi sama siapapun. Dengan kehilangan satu kakinya dia merasa hidupnya sudah tidak ada gunanya lagi. Ibu Adam memohon aku untuk datang ke rumahnya. Siapa tahu, aku bias membuatnya berubah.

Setelah menutup telpon, aku merenung. Aku inget banget saat-saat terakhir Adam telpon aku, menceritakan cewek barunya, yang dapet dari Chating. Kalo cerita Adam memang selalu meledak-ledak membuat yang mendengar juga ikut merasakan kebahagiaanya. Aku bisa membayangkan bagaimana perasaanya sekarang. Hobby Futsal nya yang baru aja dia jalani, tentu saja sudah tidak bisa dilakukan lagi. Aku juga sudah tidak bias ngajak dia naik gunung Merbabu lagi seperti jaman SMA dulu. Ohhh, Adam, knapa hal itu mesti terjadi padamu….(eh,gak kerasa air mataku menetes….)

Aku menangisi sahabatku yang sudah seperti saudaraku itu. ..

Malam itu aku nggak bisa tidur. Aku masih memikirkan keadaan Adam…

Tiba-tiba aku kepikiran, sebuah buku yang dulu pernah aku baca. Serial Balada Si Roy. Nggak tahu yang judulnya apa, di situ temen Roy kecelakaan yang harus kehilangan satu kaki nya. Dan dengan penuh semangat, Roy member motivasi pada temannya itu. Aku terbangun dan mulai memikirkan apa yang harus aku sampaikan kalo aku ketemu Adam.

Sewaktu ada libur 3 hari, aku sempetin datang ke Solo. Dengan naik bis dari terminal Lebak bulus, aku menuju ke kota yang dulu waktu SMA sempet akrab dengaku. Sekarang terasa jauh lagi….

Sampe di solo masih pagi banget. Jam 5. Aku langsung saja menuju rumah Adam di daerah Colomadu. Sampe di rumah Adam, keadaan masih gelap. Tapi ada ibu nya sedang dudk di halaman. Aku langsung menyapa dia. Dengan senyum tulus nya, ibu Adam menyambutku, dan mempersilahkan aku masuk.ibunya kembali menceritakan apa yang sedang terjadi dengan anak semata wayang nya. Aku kembali sedih. Aku juga jadi ragu, apakah kata-kata yang udah ku persiapkan dari rumah nanti bisa aku sampaikan ke Adam? Ibu Adam mempersilahkan aku untuk langsung masuk ke kamarnya.
Aku ketuk pintu kamar Adam. Setelah beberapa kali ketukan, baru di buka dari dalam. Aku liat adam berjalan menggunakan penyangga tubuh (kruk-Red). Begitu di buka pintunya, dia tersenyum yang amat sangat di paksakan. Aku jadi bingung musti mengawali dari mana. Aku pun masuk ke kamar itu….
Adam sangat berbeda. Sekarang jadi kurus. Rambutnya gondrong acak-acakan. Jambang dan kumisnya juga tumbuh gak beraturan. Sebenarnya jadi kelihatan cowok banget sih muka nya, tapi tatapan matanya adalah tatapan putus asa.

“hoi…..diem aja….lagi kenapa?” tanyaku agak keras suaranya…
“lho, kaki kamu kemana? Kaki bagus-bagus kok di potong? “ kataku lagi. Dia langsung menatap tajam padaku seakan-akan mau menelan aku mentah-mentah. Aku memang sedang memancing emosinya. Tapi dia kembali terdiam duduk di ranjang.

Aku mulai bicara lagi “ ngapain di kamar terus, jalan-jalan ke luar yuk. Aku pengen jalan-jalan muter-muter Solo nih. Anterin ya”..

Adam masih diem tanpa reaksi apa-apa. Aku mulai menceritakan perjalananku tadi. Aku certain aku dapet kenalan cewek di bis. Tapi dia tetep aja diem. Biasanya Adam akan sangat antusias kalo udah mebicarakan cewek. Aku mulai gundah. Aku pun bicara agak keras, “kamu kenapa sih diem aja? Dah gak mau temenan ama aku? emang Cuma karna ilang kaki nya, trus ilang juga temen-temennya?” aku tunggu reaksinya. Adam kembali menatapku tajam.

“kamu berubah hanya karena kehilangan satu kaki itu? Mana Adam yang dulu?” aku menarik nafas untuk segera membombardir dia dengan kata-kata motifasi yang udah aku persiapkan dari Pamulang.
“dulu waktu aku crita ke kamu, kalo aku punya bekas luka di tangan kiri yang sangat jelek. Hal itu selalu bikin aku minder untuk mendekati cewek. Kan kamu yang ngasih motivasi. Kamu yang bikin aku jadi pe de aja walau punya bekas luka yang mengerikan. Karna menurut kamu cewek ternyata tidak hanya melulu mikirin soal fisik.”

Aku diem liat reaksinya. Dia hanya menatapku.akupun semakin menggebu-gebu.
“oke, ini kasusnya beda. Kamu kehilangan kaki. Tapi kamu masih punya tangan kan? Wajahmu masih ganteng. Kamu masih bisa gombalin cewek-cewek di chating. Kalo pake Web Cam, kan kaki kamu gak kelihatan. Kamu tahu kan, penulis idolaku “gola gong”. Dia cacat juga. Hanya punya satu tangan, tapi dia bisa nulis buku dan terkenal. Dia juga punya istri yang cantik. Karna dia menganggap, dia masih normal, dan menurut dia cuma kehilangan beberapa kilogram daging aja. Dia juga juara bulutangkis orang cacat. Bukan mau kamu kan cacat seperti itu kan? Semua orang juga tidak mau cacat. Tapi Allah mau. Allah yang sudah membuat kamu cacat seperti itu, maka Allah pasti akan tanggung jawab atas itu. Kata ibu kamu juga sudah tidak berangkat kerja lagi. Padahal kerja kamu kan Cuma di depan computer biikin desain. Emang ngoprasiin Adobe Illustrator, Corel Draw, Photoshop musti pake kaki?”
Adam nunduk. Aku tinggal mengeluarkan jurus pamungkas nya.

“Dam, aku Tanya, tolong di jawab.” Aku pegang pundaknya. Dia ngangguk pelan.
“Alat kelaminmu masih berfungsi normal kan?” tanyaku tanpa basa-basi.
Mata Adam melotot. Aku udah bisa menebak apa yang ada di hatinya. Di hatinya pasti dia bilang “Enak aja, walo gini-gini aku masih bisa GRENG!!!”

“denger mas Adam yang Ganteng…wanita itu mau “itu” kamu. Bukan kaki kamu. Lagian kalo kamu pake kaki palsu, pake celana panjang, mana ada yang tahu kalo kamu gak punya kaki? Udah lah, umur kamu baru 27. Masih panjang untuk mencapai paling tidak untuk sama dengan umur Nabi Muhammad. Dah nggak ada gunanya juga cuma diem di kamar. Kamu musti tunjukin ke temen-temen kamu, mantan-mantan kamu yang banyak itu, kalo kamu walopun kehilangan kaki, kamu masih tetep seperti dulu. Merasa sebagai “mahluk Tuhan paling ganteng”. Kalo aku kan “mahluk Tuhan paling manis” he he he”

Aku keluar kamar meninggalkan dia sendirian. Aku ambil tasku dan menuju kamar tamu yang udah di sediain. Aku pun tertidur…

Gak tahu berapa lama aku tertidur, tahu-tahu di bangunin ama Adam.
“Lut, kita ke Manahan yuk, nongkrong”

aku masih bingung karna nyawaku belum terkumpul semuanya. Aku juga masih ragu-ragu, antara ini mimpi atau nyata. Tapi setelah aku buka mata lebar-lebar, di depanku Adam pake baju flanel andalanya, pake jeans siap ngajak aku jalan-jalan. Akupun segera ambil handuk dan beranjak ke kamar mandi.

Seminggu setelah itu berlalu, ketika aku lagi kerja, tiba-tiba HP ku berdering. Aku liat ternyata Ibunya Adam telpon. Aku angkat telpon. Dan ibu Adam Cuma bicara singkat
“makasih Lut, kamu udah mengembalikan Adam seperti semula”
Aku jawab dalam hati. Bukan aku, tapi Allah yeng telah mengembalikan Adam. Aku tersenyum seneng. Makasih Gola Gong, buku Balada Si Roy-mu menginspirasiku....

adi.darwies@gmail.com